REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Perusahaan Kereta Api Saudi mengkualifikasi 32 wanita untuk menjadi pengemudi kereta dalam Program Pemimpin Kereta Ekspres Haramain. Seluruh wanita yang masuk kualifikasi merasa bangga bisa bekerja di bidang tersebut.
"Sejak politeknik mengumumkan lowongan kerja Januari lalu, saya memastikan untuk melamar pekerjaan itu, dan mengikuti wawancara pribadi dan tes berlangsung, dan saya diterima sebagai salah satu kondektur kereta wanita Saudi angkatan pertama," kata Tharaa Ali Al Zahrani, salah satu wanita yang masuk kualifikasi, seperti dilansir Arab News, Senin (23/1/2023).
Menurut Zahrani, peningkatan fokus di bawah Visi 2030 membantu ambisinya untuk melayani negaranya. Dia mengungkapkan, pengetahuan baik teori dan praktik yang telah diberikan selama pelatihan sangat bermanfaat untuk dirinya.
"Sangat bermanfaat. Siswa yang diterima telah dilatih secara teoritis dan praktis tentang sistem keselamatan dan keamanan, dan mengambil bagian dalam mengemudikan kereta sebagai kondektur dalam pelatihan," ujarnya.
Wanita lainnya yang masuk kualifikasi, Rotella Yasser Najjar mengatakan, Program Pemimpin Kereta Ekspres Haramain memberikan kesempatan bagi perempuan Saudi dan memungkinkan mereka untuk bekerja di berbagai lokasi untuk melayani negara.
"Termasuk proyek Kereta Haramain yang melayani jamaah haji dan umrah, serta pengunjung Masjidil Haram," kata dia.
Raneem Talal Azouz, yang juga masuk kualifikasi, mengatakan, dia merasa memiliki rasa tanggung jawab sebagai kondektur kereta api dan memuji tindak lanjut yang berkelanjutan dari para pelatih di institut tersebut.
"Mereka berperan mereka dalam menjadikan perempuan memenuhi syarat untuk bekerja di bidang ini dan mengatasi banyak kesulitan di lingkungan kerja. Melayani para peziarah dan pengunjung kota suci menjadi motivasi besar saya untuk bekerja di kereta Haramain," ucapnya.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah mendorong reformasi sosial dan ekonomi sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi kerajaan Muslim konservatif dan menarik investasi asing di bawah dorongan diversifikasi.
Di bawah rencana reformasinya, yang dikenal sebagai Visi 2030, putra mahkota mencabut larangan mengemudi bagi wanita, mengizinkan wanita dewasa untuk bepergian tanpa izin dari wali dan memberi mereka lebih banyak kendali atas masalah keluarga. Termasuk membuka lapangan kerja di berbagai bidang bagi perempuan Saudi.