REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Umat beragama di Provinsi Sulawesi Barat diminta untuk berkolaborasi dalam upaya menekan angka penderita stunting dan pernikahan usia dini.
Penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik di Mamuju, mengatakan, Pemerintah sangat mengharapkan umat beragama di Sulbar membantu mendorong pemerintah dalam menyukseskan pembangunan daerah yaitu dengan mengatasi kendala yang ada yaitu tingginya angka penderita stunting dan pernikahan usia anak.
Oleh karena itu ia meminta agar peringatan hari amal bakti ke-77 yang diperingati Kementrian Agama Sulbar dijadikan momentum umat beragama di Sulbar untuk membantu program pembangunan yang dijalankan pemerintah Sulbar.
"Umat beragama diharapkan berkolaborasi menekan angka penderita stunting dan pernikahan anak usia dini karena perannya akan sangat penting dan akan efektif," katanya.
Angka penderita stunting di Sulbar mencapai 33,8 persen berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI) dan,kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulbar adalah Kabupaten Polman mencapai 36 persen kemudian disusul Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen.
Kemudian Kabupaten Mamasa 33,7 persen, Kabupaten Mamuju 30,3 persen, Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen dan prevalensi stunting terendah di Sulbar, adalah Kabupaten Mamuju Tengah 26,3 persen.
Gubernur juga meminta agar peran Kemenag Sulbar terus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas sekolah madrasah untuk melahirkan generasi cerdas.
"Kemiskinan di Sulbar terjadi karena sumber daya manusia (SDM) sehingga pendidikan di Sulbar harus ditingkatkan termasuk sekolah madrasah yang dinaungi Kemenag Sulbar," katanya.