REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) memiliki prinsip yang senantiasa menjadi acuan warga Nahdliyin dalam berperan di kancah internasional. Prinsip tersebut adalah ukhuwah insaniyah.
Erick menekankan terdapat tiga macam ukhuwah, yaitu ukhuwah Islamiyah yakni persaudaraan umat Islam, lalu ukhuwah wathaniyah yaitu persaudaraan bangsa, dan ukhuwah basyariyah yang dikenal sebagai persaudaraan umat manusia, di mana Ukhuwah basyariyah ini bisa juga disebut ukhuwah insaniyah.
Di saat Indonesia semakin diakui sebagai salah satu bangsa besar dan termasuk dalam 20 kekuatan ekonomi terbesar dunia, maka peran NU untuk semakin mendunia menjadi kian diperlukan. Apalagi pada tahun 2045, ketika Kemerdekaan RI mencapai usia emasnya, Indonesia akan menjadi 4 besar kekuatan dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Untuk mendukung peran Indonesia di kancah internasional itu diperlukan sumber daya manusia yang tangguh dan unggul. NU memiliki salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mempersiapkan manusia-manusia tangguh dan unggul itu, yaitu Porseni. Seperti Porseni Harlah Seabad NU yang digelar di Solo hari ini.
"Kita sudah saatnya mengambil peran global. Peran NU semakin ditunggu," ujar Erick pada Senin (16/1/2023).
Bibit unggul itu sudah mulai terlihat, antara lain dengan munculnya beberapa atlit berprestasi tingkat dunia. Sebut saja Kiromal Katibin pemecah rekor panjat tebing tercepat di dunia pada International Federation of Sport Climbing (IFSC) 2022 di Perancis.
"Kiromal Katibin, warga Nahdliyin yang merupakan hasil gemblengan Ibu Yenni Wahid. Beliau sangat serius membesarkan cabang olah raga ini. Dan saya yakin akan muncul lagi bibit berprestasi lainnya," kata Erick.