REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menekankan Palestina dan tempat suci al-Quds masih menjadi isu pertama dunia Islam. Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan perwakilan kelompok Perlawanan Palestina di Suriah.
Selama kunjungannya ke Damaskus, diplomat top Iran itu mengadakan pertemuan dengan sekelompok pejabat dan anggota terkemuka, dari berbagai kelompok Perlawanan Palestina pada Sabtu malam (14/1/2023).
Ia menyebut diadakannya pertemuan tersebut, dengan kehadiran perwakilan kelompok Perlawanan Palestina di ibu kota Suriah, sebagai satu kesatuan besar dalam mendukung Palestina. Amir Abdollahian menyatakan sampai pemerintah Palestina terbentuk di seluruh tanah bersejarah, Palestina akan terus menjadi negara isu pertama dunia Islam.
"AS dan sekutunya selama beberapa tahun terakhir telah menggunakan rencana berbeda melawan Palestina," ujar Amir Abdollahian dikutip di Mehr News, Senin (16/1/2023).
Ia pun memuji bangsa Palestina dan kelompok Perlawanan karena menggagalkan rencana mereka. Operasi Pedang al-Quds membuktikan Perlawanan dan Palestina masih hidup. Bahkan, Piala Dunia kemarin disebut menunjukkan Palestina masih hidup dan normalisasi hubungan Arab-Israel tidak bernilai sepeser pun.
Mengacu pada pembentukan pemerintahan baru di wilayah Palestina yang Diduduki, Amir-Abdollhian menyampaikan mengubah nama dan wajah tidak mengubah apa pun. Pejabat rezim Zionis disampaikan berpindah dari satu ekstremis ke ekstremis lainnya. Penyebab hal ini adalah padatnya keamanan dan krisis sosial di Israel.
Dia menambahkan, para ekstremis ini akan menyebabkan kohesi yang lebih besar antara Perlawanan dan bangsa Palestina. Mengacu pada pertemuannya baru-baru ini dengan Seyyed Hassan Nasrallah dan Ziad al-Nakhaleh, menteri luar negeri Iran menekankan kelompok Perlawanan sedang menikmati situasi terbaik.
Di tempat lain dalam sambutannya, Amir-Abdollahian membahas konspirasi baru-baru ini dari Barat melawan Iran. Ia mengatakan beberapa pihak mencoba melemahkan Republik Islam Iran, dengan mengambil keuntungan dari kerusuhan baru-baru ini dan intervensi. Tetapi, bangsa bijak Iran menggagalkan rencana mereka.