"Saya sangat terkesan dengan pembawaannya yang supel. Kami pun berteman dekat. Tidak jarang, saya bertamu ke rumahnya dan diterima dengan hangat oleh keluarganya," ujar Eduardo.
Lama-kelamaan, sinisme terhadap Islam menghilang dalam hati dan pikirannya. Sosok Oussama dan keluarganya mengikis setiap prasangka yang dahulu diyakininya mengenai Muslimin.
Mereka bahkan tidak menyadari, keramahan yang ditunjukkannya secara autentik berdampak hebat bagi diri Eduardo.
"Inilah momen pertama kalinya saya tersentuh oleh ajaran Islam. Ketika itu, saya dan Oussama baru saja selesai berolahraga. Saat beristi rahat, saya banyak minum karena sangat kehausan. Anehnya, saya lihat Oussama tidak minum sama sekali, padahal kelelahan seperti saya," katanya menceritakan.
Karena heran, Eduardo pun bertanya kepadanya. Rupanya Oussama tidak membawa minuman karena saat itu sedang berpuasa Ramadhan. Penasaran dengan jawaban tersebut, kawan Muslimnya itu pun diminta menerangkan perihal shaum dan bulan suci dalam ajaran Islam. Penjelasannya membuat Eduardo kian tertarik.
"Saya ingat, dia bilang, 'Tidak semua orang bisa melakukannya (berpuasa).' Wah, apa kau sedang memberikanku tantangan? Keesokan harinya, saya mencoba ikut puasa," ujarnya.
Walaupun tidak berhasil menahan lapar dan dahaga selama seharian, Eduardo tetap tertarik pada amalan-amalan lainnya dari agama Islam. Oussama pun memberitahukan perihal beberapa ibadah, semisal shalat, wudhu, dan membaca Alquran. Pada malam harinya, ia pun ikut dengan teman Muslimnya itu ke sebuah mushala.
Tempat ibadah itu lebih menyerupai sebuah aula berukuran sedang yang lantainya dilapisi sajadah. Di ujung ruangan, terdapat mimbar kecil dan beberapa rak buku berukuran sedang.
Baca juga: Viral Video Imam Masjid di Bekasi Dipukul Ketika Sholat, Ini Penjelasan Polisi
Awalnya, Eduardo merasa takut dan ragu. Apakah orang-orang di sana akan mengusirnya karena dirinya adalah non-Muslim? Namun, prasangka itu tidak menjadi kenyataan. Malahan, banyak jamaah menyalaminya dengan senyum ramah sesudah sholat Tarawih usai.
Ketika mushala mulai agak lengang, Oussama kemudian memperkenalkan temannya itu kepada imam setempat. Darinya, Eduardo mendapatkan banyak pelajaran tentang intisari ajaran agama ini, termasuk rukun iman dan rukun Islam.
Ada salah satu penjelasan ustaz tersebut yang begitu mengena di hatinya, yakni ihwal tujuan kehidupan. Dai itu mengatakan, Alquran sejak ratusan tahun lalu telah memberikan petunjuk. Bahwa Tuhan menciptakan manusia di dunia agar mereka menyembah kepada-Nya. Dengan perkataan lain, hidup adalah untuk ibadah.