REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF), KH Said Aqil Siroj optimistis terhadap kondisi perekonomian nasional pada 2023 mendatang.
Sebab, menurut dia, Indonesia mempunyai ketahanan pangan yang kuat selama ini. "Saya optimis ya, karena kita punya basic agraria. Kita ini pertaniannya individual, bukan global. Artinya, orang Indonesia itu paling tidak, punya sawah, bekerja di sawah," kata Kiai Said kepada wartawan saat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (27/11/2022).
Karena itu, dia meyakini, warga Indonesia pada tahun depan tidak akan memiliki masalah soal pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari. "(Masyarakat) pasti (tetap bisa) makanlah, pasti makan," tutur Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021 itu.
Kiai Said mengingatkan, Indonesia adalah bangsa yang besar dan dianugerahi Allah SWT dengan keberlimpahan sumber daya alam. Indonesia ada pada posisi strategis di titik silang dunia sehingga mampu mandiri, berdaulat, adil, dan makmur serta mampu menjadi pusat gravitasi dunia dan penyangga peradaban dunia.
Adapun resesi global, krisis pangan dan energi dunia, menurut Kiai Said memang nyata di depan mata.
Ancaman perang asimetris dan peran siber semakin tak terhindarkan di tengah kompetisi global antarblok-blok ideologi dalam merebut hegemoni politik, ekonomi, budaya, teknologi dan pasar global.
Dalam kondisi ini, dia mengatakan, perdamaian menjadi barang mahal. "Maka Indonesia harus mampu memenangkan perang kebudayaan pop, perang mata uang, perang biologi, perang makanan, air dan energi, juga perang iklim dan bencana yang sedang terjadi," ungkapnya.
Kiai Said meyakini, Indonesia mampu mengubah ancaman krisis global menjadi peluang untuk kemudian dimenangkan.
Ini bisa tercapai selama melakukan optimalisasi sumber daya dan memiliki kemauan kuat mewujudkan Indonesia Hebat dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
"Termasuk melakukan kerja-kerja Kebangsaan secara berjamaah antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, parpol, akademisi dan media," ujarnya.
Strategisitas Indonesia baik secara geoekonomi, geopolitik, geostrategi dan posisinya di kancah global, menurut Kiai Said, harus disertai kemampuan mewujudkan konsolidasi kedaulatan pangan, energi, dan konservasi.
Ini untuk melindungi dan memakmurkan segenap warga bangsanya menuju kehidupan yang berkemaslahatan.
"Indonesia tidak boleh tergantung pada siapapun dan tidak boleh dikendalikan siapapun. Justru sebaliknya, Indonesia harus menjadi pengendali global," ucapnya.