REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Aura kemeriahan Muktamar Muhammadiyah ke-48 sudah terasa di mana-mana. Tidak hanya di lokasi persidangan atau area utama muktamar.
Kemeriahan juga terlihat di beberapa titik dapur umum. Paling sedikit sudah enam dapur umum yang masing-masing dikoodinir oleh enam daerah eks-Karesidenan Surakarta sudah beroperasi sejak 16 November 2022. Menariknya, semua operasional dapur umum diselenggarakan secara bergotong royong oleh relawan dari berbagai latar belakang.
Koordinator dapur umum di Kantor Desa Gonilan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo Heri Kiswati tampak sibuk mengkoordinir timnya mempersiapkan makan sore atau makan malam ketika ditemui pada pukul 15.20 WIB, 17 November 2022. “Aku sudah dua malam ndak tidur, ndak mandi juga, yang penting perut penggembira aman. Ini tolong fotonya yang bagus, mas, haha,” ujarnya sambil tertawa.
Ia mengaku sebagai bagian dari relawan SAR Getasan yang turut bergembira menjadi bagian dari relawan dapur umum. Tim relawan yang dikoordinir Heri berasal dari elemen NU, non-Muslim, dan Aisyiyah. Mereka bekerja sampai 24 jam secara shif atau bergantian.
Tim ini telah mulai menyediakan makanan pada 16 November, sejumlah masing-masing 200 porsi sarapan, makan siang, dan makan malam. Pada 17 November pagi dan siang sejumlah 300 porsi. Sementara sejak makan malam 17 November hingga 21 November, dapur umum di Desa Gonilan menyediakan 1.500 porsi.
“Bahan makanannya dari donasi warga. Kami baru minta ke panitia kalau kurang,” ujar Heri.
Pasokan bahan makanan datang dari berbagai penjuru, dari para donatur Muhammadiyah dan non-Muhammadiyah. “Dapur umum ini untuk semua. Tadi banyak dari penggembira, tukang ojek, dan warga. Semua boleh datang,” kata Heri.