Rabu 16 Nov 2022 15:40 WIB

Muktamar ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah akan Dibuka Presiden dan Ditutup Wapres

Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah bahas isu strategis umat dan bangsa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Haedar Nashir, mengatakan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah bahas isu strategis umat dan bangsa
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Haedar Nashir, mengatakan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah bahas isu strategis umat dan bangsa

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Muktamar ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah di Solo segera berlangsung. Sesuai rencana, Muktamar akan dibuka Presiden Joko Widodo di Stadion Manahan pada 19 November dan ditutup Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada 20 November. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan semua persiapan telah selesai dilaksanakan. 

Baca Juga

Dia menekankan, Muktamar ke-48 akan dimulai pada 19 November 2022 pagi dan ditutup pada 20 November 2022 sore.

"Presiden (Jokowi), insya Allah akan hadir dan membuka Muktamar, lalu kemarin kita sudah bertemu Wakil Presiden (Ma'ruf Amin), dan pada Ahad sore 20 November 2022 Muktamar akan dilakukan penutupan oleh Wakil Presiden," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (15/11/2022). 

Selain Muktamar, dia mengungkapkan, digelar pula World Peace Forum. Diinisiasi Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan The Cheng Ho Multi Culture Education Trust. 

Haedar menekankan, forum itu diselenggarakan dengan dipimpin Din Syamsuddin. Dihadirkan dalam rangka menyuarakan persaudaraan, perdamaian dan keadilan di tingkat dunia yang dihadiri tokoh-tokoh agama dari berbagai negara di dunia.

"Jadi, tidak cuma nasional, tapi internasional," ujar Haedar. Terkait Muktamar ke-48, Haedar mengaku sangat berbahagia penggembira sudah dari dari Papua sampai Aceh. 

Bahkan, dia menuturkan, banyak yang sudah menerima delegasi-delegasi yang berasal dari Merauke untuk menghadiri Muktamar ke-48.  

Dia berpendapat, Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah tahun ini sangat istimewa karena akan ada dua persidangan. 

Pertama, membahas materi-materi yang sudah berlangsung 5-6 November 2022 dan berlangsung secara blended, dihadiri daring maupun luring. 

Persidangan membahas seluruh materi, kecuali pemilihan. Kemudian, ada jeda bagi Pimpinan Pusat (PP) merespon masukan, tanggapan, kritik atas laporan, program, Risalah Islam Berkemajuan, Risalah Perempuan Berkemajuan, dan isu-isu strategis. 

Baca juga: Mualaf David Iwanto, Masuk Islam Berkat Ceramah-Ceramah Zakir Naik tentang Agama 

Haedar melihat, ada hikmah dari musibah yang datang seperti pandemi, ditambah kemajuan teknologi informasi beberapa tahun terakhir. Sehingga, mereka sudah bisa membawa materi muktamar, sudah dibahas, dan tinggal mengambil keputusan. 

"Pada 18 November kita persidangan Tanwir, yang akan mengesahkan materi-materi tadi, termasuk mengesahkan calon pimpinan yang sudah diseleksi dua tahun lebih untuk dipilih 39, dan keputusan resmi mengenai materi muktamar," kata Haedar.

Kemudian, dalam pemilihan 39 itu akan dipilih pada 19 November malam untuk dipilih 13 orang. Artinya, 13 orang terpilih itulah yang akan jadi Pimpinan Pusat (PP) dan memilih ketua umum. Konsep serupa diterapkan pula Aisyiyah.

Dia mengingatkan, baik materi-materi maupun proses pemilihan dalam muktamar sudah dilaksanakan secara berjenjang. 

Menurut Haedar, kemajuan IT yang membuat proses muktamar bisa berlangsung cepat semakin meminimalkan kemungkinan intervensi. 

"Tidak akan ada tambahan, dan tidak memungkinkan ada intervensi dari dalam dan luar," ujar Haedar.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement