Untuk bertahan hidup di Hong Kong, restoran halal juga harus memperluas daya tariknya ke non-Muslim juga. Dia menganggap langkah KFC sebagai perkembangan positif dalam mengarusutamakan identitas Muslim di kota tetapi merasa jalan masih panjang.
Frenkel setuju sebagian besar warga Hong Kong yang non-Muslim memiliki sedikit pemahaman tentang makanan halal. "Jika pemilik bisnis Muslim dan komunitas Muslim dapat meningkatkan kesadaran, mereka benar-benar dapat menjual produk halal di luar komunitas Muslim," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah juga dapat membantu karena ada manfaat untuk keharmonisan antarkomunitas dan mempromosikan Hong Kong sebagai kota yang ramah Muslim. Seorang mahasiswa dari Iran Marjan Lotfi Fard (22 tahun) berharap lebih banyak jaringan restoran multinasional seperti McDonald's dan Five Guys akan melakukan hal yang sama.
Dia mengatakan, sebagian besar restoran halal di Hong Kong ditemukan di daerah seperti Tsim Sha Tsui atau Central. "Jika Anda tinggal di lur daerah itu, agak tidak mungkin menemukannya," katanya.
Ia menambahkan, tidak ada restoran bersertifikat halal di Tseung Kwan O, tempat dia tinggal. Jadi, ketika makan di luar, dia mencari restoran vegetarian atau yang menyajikan makanan laut. Dia memulainya dari halaman media sosial Instagram pada 2020 dan memiliki sekitar 1.000 pengikut yang nelacak rekomendasi makanan halal atau vegetarian.
Rekan foodie Maryam Khan (24) yang berasal dari India dan bekerja di pemasaran media sosial, memiliki 1.600 pengikut di halaman Instagram-nya tentang makanan halal. Dia mengatakan telah menemukan restoran yang tidak bersertifikat halal tetapi menggunakan pemasok halal untuk makanan yang mereka sajikan.
"Setelah saya mengetahuinya, saya membiasakan diri bertanya kepada pengeola apakah dagingnya halal," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
