Sabtu 05 Nov 2022 04:15 WIB

Cara Agar Masjid Lebih Ramah untuk Mualaf

Penting menyediakan mentor di masjid untuk mengembangkan hubungan dengan mualaf.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Islamic Center Washington DC. Cara Agar Masjid Lebih Ramah untuk Mualaf
Foto: ap
Masjid Islamic Center Washington DC. Cara Agar Masjid Lebih Ramah untuk Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Institute for Social Policy & Understanding (ISPU) melakukan penelitian penting terkait masjid di Amerika. Reimagining Muslim Spaces membahas bagaimana membuat masjid lebih ramah bagi wanita, pemuda, dan mualaf.

Peneliti ISPU bertanya kepada Muslim Amerika seperti apa masjid yang dinamis, inklusif, dan ramah. Selain itu, ketika pintu masjid kembali dibuka setelah aturan karantina, mereka bertanya bagaimana cara membuat masjid yang lebih ramah untuk mualaf.

Baca Juga

Dalam webinar yang mereka lakukan, ISPU mendiskusikan temuan dari para mualaf dan mewawancarai tiga pembicara dari Amerika Serikat. Mereka adalah Ihsan Bagby, Tamara Gary dan Sheikh Abdullah Oduro, yang memberikan wawasan dan ide kreatif tentang bagaimana membuat masjid nyaman dan inklusif untuk mualaf.

Dilansir di About Islam, Jumat (4/11/2022), disampaikan pula terkait keluhan dari para pemimpin masjid atas kurangnya relawan untuk mengorganisir acara dan program khusus untuk mualaf. Mereka juga melihat kurangnya komitmen dari jamaah ke masjid.

Tak hanya itu, jamaah masjid mengeluhkan kurangnya persatuan dan kurangnya rasa memiliki terhadap masjid. Jadi bagaimana kita memperbaiki situasi saat ini?

Salah satu penolakan terbesar bagi mualaf adalah saat mereka mengunjungi masjid, mereka malah menerima kritikan, cemooh, atau koreksi dengan cara yang kasar. Sementara, lingkungan yang ramah, inklusif dan mendukung sangat diperlukan, untuk membangun persahabatan yang langgeng dan membantu mereka merasa benar-benar terhubung.

Ihsan Bagby, sebagai pembicara pertama, berupaya membagikan apa yang dia anggap sebagai faktor paling penting bagi mualaf agar merasa diterima dan terlibat dalam masjid. Pertama adalah menyediakan seorang mentor di masjid yang akan mengembangkan hubungan dengan mualaf baru.

"Sosialisasi adalah aspek terpenting dalam kehidupan seorang mualaf. Tugas seorang mentor adalah bersama seorang mualaf selama setahun, menghubungi mereka, bertemu dan berteman, lalu mendidik mereka. Kembangkan kelompok pendukung untuk orang yang insyaf, baik formal maupun informal," ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement