Senin 24 Oct 2022 08:17 WIB

Kepala BPIP: Peran Santri Tetap Strategis dalam Pembangunan Bangsa ke Depan

Peran santri saat ini adalah harus perkuat kemampuan dibidang keilmuan dan teknologi

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Hari Santri Nasional tahun 2022 di Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Jumat-Ahad (21-23/10/2022).
Foto: BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Hari Santri Nasional tahun 2022 di Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Jumat-Ahad (21-23/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Hari Santri Nasional tahun 2022 di Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Jumat-Ahad (21-23/10/2022). Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, menegaskan peran santri selalu dan akan tetap strategis dalam pembangunan peradaban bangsa.

"Nah jadi begini supaya kalian tahu betapa hebatnya Pancasila ini, kalau kita masih memaknai Pancasila," ujarnya saat membuka acara Puncak Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022.

Baca Juga

Menurutnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan Proklamasi Kemerdekaan terbaik dan terhebat di sepanjang sejarah umat manusia. "Mengapa saya katakan demikian yang pertama karena proklamasi kemerdekaan kita ini terjadi di tengah perang dunia kedua perang terbesar dalam sejarah umat manusia yang melibatkan teknologi militer," paparnya.

Ia menjelaskan kemerdekaan Indonesia pada umumnya dimotori oleh tokoh-tokoh muslim bergerak menjadi nasionalisme. "Salah satunya melalui sumpah Pemuda masuklah agama-agama yang lain jadi tokoh-tokoh semua pemuda itu terdiri dari berbagai agama ragam suku bangsa Indonesia," tegasnya.

photo
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Hari Santri Nasional tahun 2022 di Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Jumat-Ahad (21-23/10/2022). - (BPIP)

Tidak hanya itu dirinya juga menekankan kepada para santri untuk mencontoh para pejuang bangsa Indonesia termasuk para pendiri Pondok Tremas. Berangkat dari sejarah perjuangan santri untuk kemedekaan bangsa, santi kontemporer masih sangat strategis terutama dalam pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

"Jaka dulu berjuang melawan penjajah, maka peran santri saat ini adalah harus perkuat kemampuan dibidang keilmuan dan teknologi," tegasnya.

Diakhir sambutannya ia juga berharap tidak ada kekerasan di lingkungan Pondok pesantren karena sangat mencoreng nama baik pondok pesantren. "Jangan sampai ada lagi kekerasan, mari kita jaga dengan penuh kasih sayang," harapnya.

Prof Yudian Wahyudi dalam melakukan Giat Pancasila Dalam Tindakan Dalam Rangka Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Termas, Pacitan, didampingi Waka BPIP Karjono, Sestama Adhianti dan Deputi Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan Prakoso serta pejabat Pimpinan Tinggi Pratama lainnya.

Dalam kesempatan yang sama Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas KH Luqman Haris Dimyathi menegaskan Pancasila sudah final apalagi di lingkungan Pesantren Tremas. Menurutnya tokoh yang menerima Pancasila adalah alumni dari Pondok Tremas salah satunya adalah kiyai Hamid, Kyai Maksum.

"Saya tegaskan tokoh yang menerima Pancasila adalah alumni dari tremas," tegasnya. Ia juga menjaskan para pendiri bangsa dalam pesantren sudah final sejak 1983. Para kyai menerima azas tunggal yaitu Pancasila.

Pihaknya juga siap menjadi garda terdepan jika ada yang menantang Ideologi Pancasila di Indonesia. "Siapapun orangnya yang menantang Pancasila, Pondok tremas ada di barisan terdepan," tegasnya.

Bupati Pacitan yang diwakili Staf Ahli Bidang Keuangan dan Ekonomi Kabupaten Pacitan Drs. Masruhun mengapresiasi kegiatan tersebut karena memperkuat rasa nasionalisme sehingga akan melahitkan sikap bela negara untuk kemajuan bangsa.

"Acara ini sebagai salah satu sarana untuk membentuk sikap cinta tanah air bela negara mempererat persatuan dan kesatuan bangsa serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," paparnya.

Ia berpesan kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut untuk bersungguh-sungguh karena akan bermanfaat dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. "Keberadaan kita seperti salah satu komponen bangsa yang berkewajiban untuk meningkatkan potensi diri sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement