REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ratusan orang berkumpul di pintu masuk sebuah masjid di distrik Fatih kuno, Istanbul pada Ramadhan yang berangin di bulan Mei. Para pemilik toko di luar sana menjajakan berbagai kurma dan botol Zamzam, air yang tumpah dari mata air bawah tanah di kota suci Muslim Makkah.
Doa berkumandang dari pengeras suara masjid, membuat para wanita berjilbab dan pria bertopi masuk ke dalam dengan perasaan rasa hormat dan kegembiraan. Setiap tahun, ribuan umat beriman dari seluruh dunia mengunjungi masjid selama Ramadhan untuk melihat salah satu benda paling berharga dalam warisan Islam, yakni jubah Nabi Muhammad, yang dikenal sebagai “Hirka-i Sharif”.
Artefak antik ini disimpan di sebuah masjid berusia 160 tahun dengan nama yang sama. Struktur bangunan dibuat berbentuk segi delapan, untuk menandakan jumlah komponen yang membentuk jubah. Bangunan itu dibangun sedemikian rupa sehingga orang dapat menyusuri lorong untuk melihat jubah di lantai atas tanpa mengganggu jamaah sholat di lantai bawah.
Dilansir TRT World pada Selasa (28/5/2019), Sumeyra Guldal, Sekretaris Jenderal Yayasan Masjid Hirka-i Sharif, yang menjaga tempat ibadah mengatakan setiap tahun, lebih dari satu juta orang mengunjungi masjid selama Ramadhan.
“Hanya dalam tiga minggu kami memiliki lebih banyak pengunjung daripada banyak museum lain di Turki,” tambah Guldal kepada TRT World.
Keluarga yang melindungi Hirka-i Sharif sama mempesonannya dengan masjid itu sendiri. Anggota keluarga ini merupakan keturunan langsung dari Hazrat Owais Qarni, sezaman dengan Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi jubah olehnya.
Selama 13 abad, dari satu generasi ke generasi berikutnya, keluarga ini telah menjaga artefak berharga itu. “Sejak saya berusia tiga atau empat tahun, saya telah berada di masjid. Saya telah melihat betapa posesifnya keluarga saya terhadap jubah tersebut dan juga kesediaan mereka mengizinkan orang untuk mengunjunginya,” kata Baris Samir, keturunan ke-59 Owais Qarni.