Jumat 14 Oct 2022 20:46 WIB

Ketum Muhammadiyah: Bersih-Bersih Polri Perlu Dukungan Publik

Kasus-kasus yang menimpa Polri harus menjadi titik balik pembenahan institusi.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan keterangan pers terkait kasus yang melibatkan mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/10/2022). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengonfirmasi bahwa Teddy Minahasa diduga terjerat dalam pusaran kasus narkoba serta kini telah ditahan dan menjalani penempatan khusus. Ketum Muhammadiyah: Bersih-Bersih Polri Perlu Dukungan Publik
Foto: Republika/Prayogi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan keterangan pers terkait kasus yang melibatkan mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/10/2022). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengonfirmasi bahwa Teddy Minahasa diduga terjerat dalam pusaran kasus narkoba serta kini telah ditahan dan menjalani penempatan khusus. Ketum Muhammadiyah: Bersih-Bersih Polri Perlu Dukungan Publik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir memandang tindakan bersih-bersih Polri dan ketegasan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam menindak persoalan yang melibatkan institusi ini perlu dukungan positif dari masyarakat luas.

"Bersih-bersih dan tindakan tegas yang dilakukan Kapolri perlu dukungan positif dari berbagai lembaga terkait dan masyarakat luas sehingga institusi Polri menjadi sehat dalam menjalankan fungsinya, sesuai dengan peraturan yang berlaku serta membela kepentingan rakyat dan negara dengan tegak lurus di atas konstitusi," kata Haedar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga

Hal tersebut dia sampaikan untuk menanggapi komitmen Polri dalam berbenah, menyusul adanya kasus-kasus yang melibatkan oknum Polri pada beberapa waktu terakhir, seperti kasus Ferdy Sambo dan yang terbaru adalah dugaan keterlibatan Irjen PolTeddy Minahasa dalam peredaran narkoba yang disampaikan langsung oleh Listyo Sigit.

Menurut Listyo, penyampaian kasus tersebut merupakan bagian dari komitmen Polri menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo. Presiden telah menyampaikan arahan kepada Kapolri bersama jajaran kapolda dan kapolres di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

"Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menindak tegas hal-hal yang tadi disampaikan Bapak Presiden, seperti judi online, narkoba, dan komitmen melakukan bersih-bersih di institusi Polri," ujar Listyo Sigit, usai menerima arahan Presiden Jokowi itu.

Dia lalu menekankan akan menindaklanjuti arahan Presiden itu sehingga seluruh anggota, mulai dari pangkat terbawah, khususnya pelaksana di lapangan, memahami dan dapat melaksanakannya. Menurut Haedar, kasus-kasus yang menimpa Polri memang sangat memprihatinkan.

Ia pun menilai kondisi tersebut harus menjadi titik balik pembenahan, pemulihan, dan pembersihan sistem dalam institusi Polri secara menyeluruh agar marwah dan kepercayaan publik terhadap Polri terpulihkan.

Oleh karena itu, Haedar menyambut baik arahan Presiden Joko Widodo yang diikuti langkah-langkah dari Kapolri bersama seluruh jajarannya dalam melakukan tindakan-tindakan penataan, perbaikan, dan penindakan atas sejumlah kasus tersebut, termasuk membawanya ke ranah hukum sesuai dengan ketentuan agar semuanya persoalan itu terang benderang dan memiliki kepastian.

Selanjutnya, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas meyakini Kapolri dapat menyelesaikan pembenahan institusi Polri sebagai wujud komitmen dalam menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo.

"Saya yakin dan percaya Kapolri sudah tahu hal itu semua (persoalan-persoalan dalam institusi Polri) dan tentang bagaimana cara untuk mengatasi dan menyelesaikannya (pembenahan institusi Polri)," kata Anwar dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement