REPUBLIKA.CO.ID, GANDHINAGAR – Sembilan Muslim menjalani hukuman dicambuk di depan umum oleh polisi di negara bagian Gujarat, India barat. Mereka dituduh melemparkan batu ke sebuah acara keagamaan Hindu.
Sebuah video aksi pencambukan oleh polisi ini diunggah dan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Atas hal ini, kritikan pun bermunculan dari politisi maupun aktivis hak-hak sipil.
Pelemparan batu dilaporkan terjadi di acara Garba, selama perayaan Navratri di desa Undhela, distrik Kheda Gujarat, Senin (3/10/2022). Acara tersebut diadakan di lokasi dekat masjid.
Garba adalah jenis tarian yang dilakukan selama Navratri, festival Hindu untuk menghormati dewi Hindu Durga. Menurut polisi, sedikitnya enam orang terluka dalam pelemparan batu tersebut.
Dilansir di TRT World, Kamis (6/10/2020), pihak kepolisian menangkap sembilan orang ini karena diduga melemparkan batu. Namun, bukannya membawa mereka ke pengadilan malah dibawa ke desa.
Dalam video yang beredar terlihat para pria Muslim itu kemudian diikat ke sebuah tiang dan dicambuk di depan umum oleh polisi, di tengah sorak-sorai oleh penduduk setempat. Mereka yang menonton aksi ini dilaporkan mengangkat slogan-slogan keagamaan.
"Sekelompok pemuda Muslim mencoba mengganggu perayaan di desa. Pemuda Muslim ini keberatan perayaan diadakan di dekat masjid," ujar Wakil Inspektur Polisi, VR Bajpai, kepada wartawan. Menurut polisi, sebuah kasus diajukan terhadap 43 orang di Polsek Matar dan 13 orang ditangkap.
Sementara itu, seorang anggota Dewan Legislatif Gujarat dari partai oposisi Kongres, Gyasudding Sheikh, telah menuntut tindakan terhadap polisi.
"Pemerintah harus segera mengambil tindakan terhadap polisi yang terlibat dalam pencambukan. Polisi tidak berhak melakukan ini terhadap terdakwa di depan umum," katanya.
Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian
Pemimpin Kongres lainnya, Karti P Chidambaram, menuliskan pendapatnya di Twitter dan mengkritik Partai Bharatiya Janata (BJP) sayap kanan yang berkuasa.
Dia menyebut mereka telah mengubah India menjadi negara bagian Hindutva (fundamentalis Hindu). "Apa selanjutnya, pemenggalan di depan umum? Dan nyanyian?," kata dia bertanya.
Dalam sebuah pernyataan, Dewan Muslim Amerika India (IAMC) juga mengkritik tindakan polisi tersebut.
"Polisi di negara bagian Gujarat yang dikuasai partai Perdana Menteri Narendra Modi mencambuk sembilan pria Muslim di depan umum dan kerumunan yang bersorak meneriakkan slogan 'Salam Ibu India'. Ini kejam, tidak manusiawi & dilarang di bawah Hukum hak asasi manusia internasional," ucap pernyataan itu.