Senin 03 Oct 2022 12:55 WIB

Belajar Keragaman di Ruang Moderasi Beragama MAN 1 Kota Malang

MAN 1 Kota Malang punya ruang moderasi beragama.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Belajar Keragaman di Ruang Moderasi Beragama MAN 1 Kota Malang. Foto:  Toleransi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Belajar Keragaman di Ruang Moderasi Beragama MAN 1 Kota Malang. Foto: Toleransi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Malang termasuk dalam jajaran madrasah favorit di Kota Malang, Jawa Timur. Di madrasah ini, siswa-siswi memiliki ruang moderasi beragama sebagai wadah bagi mereka mempelajari keragaman bangsa Indonesia agar bisa saling menghargai.

Kepala MAN 1 Kota Malang, Binti Maqsudah, mengatakan, visi MAN 1 Kota Malang selalu mendukung visi Kementerian Agama (Kemenag), salah satunya menerapkan moderasi beragama. Bahkan ada satu siswa MAN 1 Kota Malang yang menjadi duta moderasi beragama.

Baca Juga

Menurutnya, MAN 1 Kota Malang punya kewajiban untuk memberi pemahaman tentang keragaman kepada anak-anak madrasah yang tinggal di negeri yang majemuk seperti Indonesia. "Supaya mereka saling menghargai kepada pemeluk agama-agama lain," kata Binti kepada Republika, Jumat (30/9/2022).

Ia menjelaskan, MAN 1 Kota Malang siswa-siswinya datang dari berbagai daerah. Biasanya muncul kekeliruan karena perbedaan budaya dan bahasa. Jadi sering terjadi kekeliruan di awal berbaur dengan yang beragam, maka tim moderasi beragama MAN 1 Kota Malang berupaya untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi. Bahwa mereka sama-sama masyarakat Indonesia meski berbeda budaya dan bahasa, maka harus bersatu padu, saling menghargai pendapat, bahasa, dan budaya masing-masing.

MAN 1 Kota Malang juga memfasilitasi anak-anak dengan literatur terkait moderasi beragama. Di ruang moderasi beragama, siswa-siswi bertugas secara berkala melakukan musyawarah, diskusi, dan tukar pikiran. Mereka itu dipandu oleh guru agama dan bimbingan konseling (BK).

Binti menjelaskan, sebenarnya siswa-siswi yang aktif di ruang moderasi beragama punya program di luar sekolah. Mereka membuat program membangun jaringan di beberapa Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang ada di Kota Malang. Hanya saja program ini terhalang pandemi Covid-19 yang datang tiba-tiba, sehingga program itu belum terlaksana.

Ia menjelaskan, di sekolah-sekolah lain yang ada di Kota Malang, tentu banyak siswa-siswi dari berbagai latar belakang agama yang berbeda. Melalui ruang moderasi beragama ini, ingin mengajak OSIS yang ada di Kota Malang untuk bersama-sama belajar dan mempraktikkan moderasi beragama.

"Intinya kita saling menghargai, jangan saling mengejek, jangan saling merendahkan. Untuk sikap beragamanya, kalau masalah akidah masing-masing (siswa-siswi) sudah punya, tapi ini sikap beragamanya (yang harus moderat)," ujar Binti.

Ia mengatakan, harapannya melalui ruang diskusi di ruang moderasi beragama, siswa-siswi sekolah umum dan madrasah dapat diantisipasi dari persaingan yang tidak baik. Jangan sampai terjadi sikap saling melecehkan antar siswa-siswi sekolah.

"Jadi (yang dibangun adalah) sikap beragama yang harus sopan dan saling menghargai satu sama lain," jelas Binti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement