REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Kemiskinan adalah sesuatu yang ditimpakan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Kemiskinan juga bisa termasuk maksiat karena sifat buruk yang menyertainya, yaitu malas, tidak gigih, dan boros.
Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Mohamed Sayed Ahmed El-Mesir, menyampaikan, Alquran memerintahkan umat Muslim untuk menjemput rezeki dengan daya upaya.
Allah SWT berfirman, "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS Al-Mulk ayat 15)
Rasulullah SAW juga telah mengajarkan kepada para sahabatnya, bahwa bekerja adalah suatu kehormatan. Selain itu, penghasilan terbaik adalah yang bersumber dari pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri.
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Berangkatlah pagi-pagi sekali untuk mencari kayu bakar, kemudian bersedekah dengannya dan menjaga diri dari manusia. Sungguh ini lebih baik dari pada meminta-minta, diberi maupun tidak. Karena sesungguhnya tangan di atas lebih utama ketimbang tangan di bawah. Mulailah memberi kepada orang yang menjadi tanggunganmu." (HR Muslim)
Dari dalil-dalil tersebut, dapat diketahui, kemiskinan karena sifat malas dan tidak punya kegigihan dalam hidup merupakan bentuk ketidaktaatan. Termasuk juga kemiskinan akibat sifat boros, karena boros adalah bentuk kemaksiatan. Untuk itu, perbuatan tersebut akan dimintai pertanggungjawaban di Hari Akhir.
Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal." (QS Al-Isra ayat 29)
Islam memberikan peringatan keras bagi orang yang meminta-minta kepada orang lain. Islam juga mengajarkan agar setiap Muslim mengefisiensi pengeluaran, atau memperbanyak usaha.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang meminta-minta harta kepada orang lain dalam rangka memperbanyak harta miliknya, maka sungguh dia sedang meminta bara api neraka. Karena itu, sedikitkan (pengeluaran), atau perbanyak (usaha)." (HR Muslim)