REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sebanyak tujuh muwakif warga Gumuk Rejo, Kepoh, Sambi, Boyolali dan sekitarnya diundang untuk menerima penghargaan. “Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas pengorbanan dan keikhlasan para muwakif ini yang memberikan contoh dan teladan baik bagi warga lainnya,” kata Ketua Yayasan Wakaf Agro Lemah Ireng (WALI), M Luthfi Hamidi, pekan lalu, dalam malam pengajian rutin bulanan, yang diselenggarakan di Masjid setempat.
Luthfi menjelaskan bahwa tradisi wakaf dalam Islam sudah berkontribusi dalam pengembangan sosial, pendidikan, dan pengembangan ekonomi. Misalnya, wakaf di Al-Azhar, Kairo, sampai sekarang masih mendatangkan manfaat karena hasilnya bisa dinikmati mahasiswa seluruh dunia dalam bentuk beasiswa.
Ketujuh muwakif itu adalah (Alm) Dr H Djufri Asmoredjo SKM (2.200 m2), Muhammad Ichsan Harmunadi (500 m2), Widodo (2.000m 2), Solichin Darmadi (1.010 m2) Hadi Suparmo (1.389 m2), Sri Mulyani (484 m2), dan Sunarto (1.572 m2).
Dalam kesempatan itu, Kepala KUA Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Ustadz Suhardi menjelaskan pentingnya wakaf bagi masyarakat. “Wakaf akan terus mengalirkan pahala bagi pelakunya, selama wakaf tersebut terus dipakai dan bermanfaat,” papar Suhardi. Dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (23/9/2022).
Ia merujuk kepada Surat Ali Imron:192 dimana Allah berfirman, ”Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan yang sempurna sehingga kamu menginfakkan harta benda yang kamu cintai.”
Unit usaha
Dalam kesempatan yang sama Wakil Yayasan WALI, Awaluddin Hanafi ST menjelaskan, tanah wakaf ini nanti akan dikembangkan sebagai pondok pesantren WALI. “Visinya, kami akan menggratiskan biaya pendidikan dan kehidupan santri. Karena itu, kami mulai dulu dari kegiatan usaha yang menyokong atau menghasilkan untuk operasional pondok,” papar Hanafi.
Saat ini, Yayasan menyiapkan unit penyokong dan infrastruktur. Unit usaha tersebut antara lain, peternakan kambing. “Tahun ini kita targetkan lebih dari 75 ekor kambing, saat ini sudah ada 25 ekor kambing,” jelas Isnaini Ikhsan, operator lapangan, Yayasan WALI.
Dari jumlah itu, Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN sudah memberikan komitmen untuk membantu 50 ekor, sisanya kambing dari muwakif. “Pembelian kambing dari YBM PLN dana sudah cair, dilakukan bertahap menyesuaikan dengan kapasitas kandang yang sudah disiapkan,” ujarnya.