Sabtu 24 Sep 2022 05:58 WIB

Doa Mualaf Jodik Liwoso Mantan Misionaris: Jika Islam Benar Dekatkanlah   

Mualaf Jodik Liwoso sudah akrab dengan ajaran Islam sejak kecil

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Jodik. Mualaf Jodik Liwoso sudah akrab dengan ajaran Islam sejak kecil
Foto:

 

Terlebih lagi saat mendekati bulan puasa dan melihat umat Islam melakukan tarawih yang selalu mengingatkannya tentang masa kecilnya dulu hingga sering membuatnya berkhayal kembali ke masa lalu di masa-masa itu.

Semakin dia berdoa maka Islam itu semakin dalam di hatinya. Hingga timbul rasa ingin masuk Islam.

Akhirnya dia mundur sebagai pemuka agama sekaligus dari guru dengan alasan ingin mengabdi di tempat ibadah saja.

Pada  2014, dia pun memutuskan untuk keluar dari profesinya itu dan bekerja di salah satu perusahaan Manado sebagai cleaning service. Hidayah Allah nyatanya juga datang kepada dia melalui mimpi tidurnya selama tiga hari berturut-turut dengan mimpi yang selalu sama, yakni sedang mengerjakan sholat.

“Kemudian mendekati bulan puasa saya bermimpi sholat. Dengan baju yang sama mimpi yang sama dan tidak ada bedanya selama tiga hari berturut-turut itu," ujar dia.

Jodik mengingat cara berwudhu dan surat pendek sembari berdoa. “Saya kembali berdoa, mengangkat tangan dan berdoa, ya Tuhan, kalau memang Islam agama yang benar maka dekatkanlah saya dengan Islam," ujar dia.

Kemudian dia membaca kitab suci agamanya dan mencari terjemahan Alquran untuk di pelajarinya. Dia mencari persamaan dan perbedaan antara ayat kitab sebelumnya dan ayat Alquran.

Dia mempelajari kedua kitab tersebut hingga khatam dan menemukan salah satu ayat dalam kotab agamanya yang menguatkan keimanannya untuk memeluk agama Islam.

Jodik kemudian mencari keberadaan anak ustadz imam yang masih menjalin komunikasi hingga saat itu. Karena keduanya memang berteman sejak kecil.

Jodik datang ke Mahawu tepatnya di Masjid Ibnul Amin untuk mengatakan bahwa dia ingin masuk Islam. Kemudian Ustadz Imam bilang jika harus dikhitan lebih dahulu tapi waktu itu dia tidak memiliki dana untuk khitan.

Ustaz Imam pun tidak mempermasalahkan soal dana. Karena hal terpenting adalah niatnya memeluk Islam bukan untuk mempermainkan agama.

Setelah khitan Juni 2015, Jodik kemudian bersyahadat. Namun ikrar syahadat yang diucapkannya diulang hingga tujuh kali karena kurang jelas.

Setelah masuk Islam tumbuh tekad besar pada dirinya dan berharap kepada Allah SWT agar dapat menjadi seorang dai. Semenjak itu dia bercita-cita ingin menjadi dai karena ingin mengembalikan orang yang sudah dimurtadkan itu.

Dia pun berniat untuk menikah dengan seseorang yang bisa membimbingnya untuk lebih bisa mendalami agama Islam dan meraih cita-citanya untuk meninggalkan gelarnya sebagai mantan seorang pemuka agama.

Setelah masuk Islam, Jodik memiliki nama Muslim sebagai Muhammad Sya’ban dan berprofesi sebagai dai Kristologi untuk berdakwah kepada para mualaf dan mualafah di Minahasa Utara. Kegiatannya saat tidak terlepas dari usaha sang istri untuk ikut serta mendampinginya berdakwah.

Sang istri berasal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe, seorang guru agama Islam lulusan STAIN Manado. Setelah menikah saat itu Syaban dibina cukup keras oleh istrinya dan belajar Alquran selama satu tahun.

Setelah dirasa memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam. Dia pun mulai berceramah. "Jika ada yang undang ceramah dan khutbah ya silakan. Akhirnya saya diundang untuk khutbah di Masjid Tiban pada suatu majelis taklim yang terdapat mualaf atau mualafah," ujar dia.

Syaban akhirnya ditugaskan untuk menjadi penyuluh agama di Minahasa Utara, khususnya di Wori, Minahasa Utara. Dia mengikuti bimtek penceramah agama bersertifikat dan mendapatkan banyak materi-materi yang memang sangat diperlukan untuk berdakwah.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement