REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu dana sosial syariah yang memiliki potensi sangat besar di tanah air adalah dana wakaf yang nilainya ditaksir mencapai 370 triliun rupiah per tahun.
Apabila potensi tersebut dapat tergali maksimal maka dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat, salah satunya melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kalau dana wakaf ini kita bisa kembangkan, maka dapat kita gunakan untuk memakmurkan masyarakat,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin saat menerima audiensi jajaran pengurus Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa mengingat hukum aset wakaf harus tetap dan tidak boleh berkurang, maka apabila dimanfaatkan dengan baik semakin lama akan semakin besar layaknya bola salju.
“Kalau dana umat yang besar ini bisa kita kelola dengan baik, maka dapat kita manfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga menurunkan angka kemiskinan,” ujar Kiai Ma'ruf.
Untuk itu, Kiai Ma'ruf mengharapkan para nazir (petugas penerima wakaf) dan berbagai lembaga pengelola wakaf ke depan dapat semakin kreatif dalam memanfaatkan dana wakaf seperti untuk investasi.
“Selama ini salah satu saluran investasi wakaf baru melalui Sukuk dan belum investasi yang lain. Jadi ke depan harus lebih kreatif,” pintanya.
Lebih jauh, Wapres mengakui bahwa gerakan berwakaf saat ini masih sporadis, meskipun telah ada gerakan nasional wakaf uang. Sehingga, ia mengharapkan gerakan berwakaf ke depan dapat semakin masif dan terstruktur.
“Kita harus berangkat dari penjelasan bahwa salah satu amal jariyah yang pahalanya tidak terputus di akhirat adalah wakaf. Selain itu, potensi dan manfaatnya sangat besar, termasuk mampu menumbuhkan industri keuangan dan para usahawan,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Forjukafi Rijanto Wicaksono melaporkan bahwa Forjukafi pada akhir September 2022 akan menggelar Rapat Kerja (Raker) untuk membahas upaya peningkatan literasi masyarakat mengenai wakaf.
“Hasil Raker ini diharapkan betul-betul bagaimana wakaf bisa diketahui oleh masyarakat luas,” ungkapnya.
Hal ini, sambung Rijanto, sebagaimana tujuan dibentuknya Forjukafi oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang wakaf.
“Jadi selama ini yang dipahami masyarakat, wakaf itu hanya tanah misal untuk membangun masjid atau makam. Padahal wakaf itu luas cakupannya bahkan ada wakaf produktif dan wakaf uang,” paparnya.
Selanjutnya, Rijanto mengharapkan pada Raker Forjukafi nanti Wapres dapat hadir untuk memberikan pengarahan.
“Jadi kami mohon dukungan Pak Wapres untuk berkenan hadir memberikan sambutan,” harapnya.
Hadir mendampingi Wakil Ketua Umum Forjukafi, Sekretaris Forjukafi Ahmad Setyono dan Wakil Sekretaris Forjukafi Kiki Handriyani.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Aziz.