REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (16/9/2022). Dalam pertemuan ini, Haedar mengundang Jokowi untuk menghadiri dan membuka Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Stadion Manahan, Surakarta pada November mendatang.
“Alhamdulillah, Presiden menyambut baik dan insya Allah pun akan hadir dan membuka Muktamar. Karena itu, kami atas nama pimpinan pusat Muhammadiyah, pimpinan pusat Aisyiyah, dan panitia menyampaikan terima kasih atas kesediaan bapak Presiden untuk hadir dan membuka Muktamar,” kata Haedar usai pertemuan, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.
Menurut Haedar, PP Muhamadiyah telah menyiapkan sejumlah materi yang akan dibahas pada muktamar nanti, di antaranya terkait risalah Islam berkemajuan sebagai pandangan agama yang damai, menyatukan, dan memajukan kehidupan bangsa. Selain itu, isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan juga akan menjadi topik pembahasan di dalam acara tersebut.
“Kami juga akan membahas masalah-masalah penting strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan, selain program dan pemilihan pimpinan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini menyampaikan, pihaknya akan menyajikan pedoman mengenai risalah perempuan berkemajuan dalam muktamar yang akan dihadiri oleh 3.500 peserta dari Aisyiyah. Siti berharap pembahasan materi tersebut dapat mendorong perempuan Indonesia untuk maju dan turut mengisi Indonesia menjadi lebih kuat.
“Kami ingin terus mendorong warga atau perempuan untuk maju dan mengisi Indonesia ini menjadi Indonesia yang kuat, bermartabat, berkeadilan yang dilandaskan pada nilai-nilai ajaran agama yang oleh Rasullah sendiri telah diteladankan bagaimana perempuan harus maju,” ucap Siti.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti menjelaskan, pada muktamar tahun ini Muhammadiyah akan memanfaatkan teknologi informasi, termasuk pada pemilihan pimpinan Muhammadiyah.
“Jadi tidak lagi milih dengan garis-garis begitu, tapi sudah dengan e-voting karena kami menunjukkan lewat muktamar ini bagaimana Muhammadiyah menggunakan teknologi sebagai bagian dari indikator bahwa kami adalah gerakan Islam yang berkemajuan,” kata Abdul Muti.
Dalam pertemuan ini, Jokowi menyampaikan apresiasinya terhadap Muhammadiyah yang berperan aktif memulihkan perekonomian nasional pascapandemi Covid-19 dan berkomitmen untuk terus membangun Indonesia melalui berbagai sektor.
“Bapak Presiden menyampaikan apresiasi yang tinggi atas gerak Muhammadiyah termasuk untuk bergerak di bidang ekonomi," ujar Haedar.
Ia pun menyampaikan komitmen Muhammadiyah untuk terus membangun pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan juga ekonomi ke seluruh daerah di Indonesia.
“Bahkan kami membuka Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Malaysia dan Muhammadiyah Australia College di Melbourne,” kata dia.
Dalam acara ini turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.