REPUBLIKA.CO.ID, MUSKAT -- Kerajaan Oman dilaporkan telah mengambil langkah tegas dengan menolak untuk mengizinkan penerbangan komersial Israel melewati wilayah udara mereka. Surat kabar Israel Hayom pertama kali membagikan laporan tentang penolakan Kerajaan Oman untuk membuka wilayah udaranya untuk penerbangan komersial Israel.
Penolakan ini terjadi meskipun negara-negara Teluk lainnya telah membuka wilayah mereka di tengah hubungan yang tegang dengan Israel. Laporan tentang sikap Oman yang kontras dengan negara-negara Teluk lainnya tentu saja mengejutkan publik.
Hal ini mengingat tepat seminggu sebelumnya Chief Executive Israel Airlines El Al Airlines Dina Ben-Tal mengatakan Israel akan mendapatkan izin resmi untuk terbang di atas Oman setelah menerima izin untuk terbang di atas wilayah udara Saudi.
Dilansir dari The Islamic Information, Senin (29/8/2022), Ben Tal kemudian mengatakan bahwa tidak hanya izin dari Arab Saudi tetapi mereka juga membutuhkan rute lengkap lainnya untuk disetujui. Namun tampaknya rencana itu ditolak oleh Oman menyusul tekanan dari Iran.
Surat kabar Israel melaporkan bahwa keputusan Oman datang pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri Oman dan Iran melakukan panggilan telepon untuk membahas hubungan bilateral dan masalah regional.
Pada Juli, bersamaan dengan kunjungan regional Presiden AS Joe Biden ke Timur Tengah, Arab Saudi mengumumkan akan membuka wilayah udaranya untuk semua maskapai penerbangan yang memenuhi persyaratan transit. Hal ini mendorong El Al dan saingan kecil Israel Arkia untuk mengajukan izin penerbangan di wilayah udara Arab Saudi dan Oman. Otoritas Israel kemudian berharap juga bahwa Oman akan mengikuti jejak Saudi
Keputusan Oman untuk menutup wilayah udaranya untuk penerbangan Israel tentu mengganggu rencana negara Zionis untuk memanfaatkan koridor penerbangan di atas negara Teluk yang dapat menghemat waktu dan bahan bakar.
Tanpa izin Oman untuk membuka wilayah udaranya bagi pesawat Israel, penerbangan yang seharusnya melintasi langit Saudi ke Samudra Hindia dan ke berbagai tujuan di Timur tidak akan mungkin terjadi. Itu berarti pesawat Israel terpaksa terbang keluar dari langit Saudi dan terbang ke Selatan di atas Laut Merah di sekitar Yaman.
Persetujuan Arab Saudi untuk mengizinkan maskapai penerbangan Israel terbang di wilayah udaranya dituduh sebagai awal dari normalisasi hubungan antara kedua negara, yang dengan cepat dibantah oleh otoritas Saudi. Oman telah berulang kali bersikeras bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan terjadi sampai Palestina merdeka.