REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (familytime) sangat penting untuk merekatkan hubungan anggota keluarga agar terbentuk keluarga tangguh.
"Jadi, 'family time' itu membangun keluarga dan merekatkan anak-anak," kata anggota Divisi Pembinaan Keluarga Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP)Aisyiyah Hibana dalam webinar bertajuk "Penguatan Family Time Untuk Keluarga Tangguh" yang diikuti di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Menurut dia keluarga tangguh tidak serta merta terbentuk begitu saja, namun membutuhkan proses dan komitmen seluruh anggota keluarga.
Dia mengatakan keluarga tangguh adalah kondisi keluarga yang mampu mengatasi persoalan internal secara mandiri dan menangkal gangguan yang berasal dari luar dengan berpegang teguh pada prinsip keluarga dan nilai-nilai keluarga dengan mengedepankan keimanan, ketakwaan, semangat persaudaraan dan kemandirian keluarga.
"Sebaik apapun keluarga, akan selalu ada tantangan yang dihadapi. Untuk itu kita coba membangun keluarga tangguh sehingga ketika ada masalah, kita mampu mengatasinya," katanya.
Dikemukakannya bahwa ada tiga ciri keluarga tangguh yakni mampu mengendalikan segala hal yang menimpa, memiliki kesetiaan, keteguhan dan tanggung jawab.
Selain itu, dalam menghadapi persoalan atau masalah, keluarga tangguh akan menghadapinya secara bersama-sama. "Butuh komitmen bersama, ayah, ibu, anak-anak," katanya.
Dia menjelaskan untuk membangun keluarga yang ideal, harus dimulai sejak dini. "Sejak awal, sejak anak masih kecil, bahkan sejak janin dalam kandungan, itu harus sudah berproses bagaimana perilaku awal ini bisa menjadi landasan agar terbangun keluarga tangguh," katanya.
Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan anak di usia keemasan-nya yakni 0-6 tahun, memiliki hubungan antaranggota keluarga yang seimbang, menjamin tumbuh kembang semua potensi anggota keluarga dan menghindari kekerasan dalam bentuk apapun, demikian Hibana.