Masyarakat lokal yang lebih dahulu tinggal di sekitar daerah itu lebih mengenal mereka sebagai orangorang yang berani melawan rezim.
Berita tentang pemberontakan Bayano sampai ke telinga pemerintah pusat Spanyol. Madrid amat marah sehingga mengirimkan seorang jenderal terbaiknya ke Panama. Dialah Pedro de Ursua.
Sesampainya di tujuan, Ursua langsung melancar kan serangan frontal ke basis Bayano. Akhirnya, tokoh Muslim itu dan para pendukungnya dapat ditangkap. Bayano sempat diasingkan ke Peru, lalu Spanyol. Di negara Eropa itulah dirinya mengembuskan napas terakhir.
Kisah kepahlawanan sang pejuang menginspirasi penduduk lokal. Bahkan, di dekat bekas basis pertahanan kaum Muslimin itu terdapat danau yang dinamakan Danau Bayano. Penamaan itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas keberanian patriot ini.
Memasuki abad ke-20, terjadilah gelombang kedua masuknya Islam ke Panama. Itu terjadi seiring dengan pembangunan Terusan Panama. Di dekat area proyek terusan itu, pernah berdiri dua unit masjid kecil, yakni di Isca Colon dan Bocas del Toro.
Masa itu, cukup banyak imigran asal Arab dan Asia selatan yang hijrah ke Panama. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian menikah dengan wanita-wanita lokal.
Kelompok Muslim inilah yang memulai geliat dakwah Islam pada abad modern. Pada 1929, sejumlah imigran India-Pakistan membentuk komunitas Muslim Sunni setempat.
Mereka membangun masjid pertama di Kota Panama. Hingga era 1940-an, aktivitas mereka dalam hal keagamaan terus berdegup.
Pada 1963, orang-orang Islam ini dapat membeli sebidang tanah di kota tersebut untuk difungsikan sebagai lahan permakaman.
Pada 1970-an, dinamika Muslimin di Panama turut dipengaruhi gelombang aktivis antirasialisme di Amerika Serikat (AS). Beberapa tokoh Islam setempat menaruh simpati pada Nation of Islam, gerakan yang dibentuk Wallace Fard Muhammad pada 1930.
Baca juga: Jawaban Prof Jimly Ini Perkuat Argumentasi Mengapa Hukum Islam Harus Didukung Negara
Pada masa itu pula muncul dua sosok Muslim Panama yang berpengaruh, yakni Abdul Wahab dan Suleyman Johnson. Mereka aktif berdakwah di Kota Panama dan Colon, terutama dengan dukungan Syekh Dr Abdulkhabeer Muhammad. Pada 1977, mereka mendapatkan bantuan dari para pedagang Arab di Colon untuk mewujudkan masjid.
Pada 1980-an, perkembangan syiar Islam kian terasa pesat. Pada Januari 1982, berdirilah El Centro Cultural Islamico atau Pusat Keislaman di Colon.
Hingga kini, bangunan itu merupakan salah satu masjid terbesar di Panama atau Amerika tengah umumnya. Hingga menjelang abad ke-21, terdapat empat masjid besar di seluruh negeri tersebut.