Ahad 21 Aug 2022 05:57 WIB

Dulu Pernah Tuding Islam Intoleran, Mualaf Riche: Justru Toleransi Muslim Pintu Hidayahku

Mualaf Riche terpikat dengan toleransi dan kerukunan yang ditunjukkan umat Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Riche Prasetyo. Mualaf Riche terpikat dengan toleransi dan kerukunan yang ditunjukkan umat Islam
Foto:

Setelah tujuh bulan, Riche akhirnya mulai terbuka dengan orang-orang bahwa dirinya telah memeluk Islam. Namun, kebanyakan warga desa terhitung masih kerabatnya.

Umumnya mereka merasa sungkan untuk merespons Riche. Takutnya, mereka dianggap mencam puri urusan rumah tangga orang. Riche lantas memutuskan pergi dari rumah tanpa kabar. Tujuannya adalah kantor Mualaf Center Aya Sofya, Malang, yang profilnya dia peroleh dari internet.

"Saya pergi meninggalkan rumah, kendaraan pribadi, dan sawah milik saya untuk istri dan anak. Saya hanya ingin memiliki identitas resmi karena di KTP, agama saya masih non-Islam. Saya membutuhkan sertifikat resmi untuk mengubahnya," katanya. Kepergiannya tanpa berita membuat istri dan keluarganya panik. Bahkan, kakaknya yang kini bekerja di Singapura ikut mencarinya.

Namun, Riche kemudian meyakinkan kerabatnya atas pilihan ini. Saat perasaannya sudah lebih tenang, dirinya pasti akan kembali pulang.

Tepat pada Senin, 12 April 2021, bertempat di Masjid Nurul Iman, Malang, dia bersyahadat. Dirinya dibimbing oleh Ustaz Muchlis Fauzi. Setelah beberapa bulan lamanya berdakwah, sang istri tetap tidak mendapat hidayah. Hingga kemudian, perempuan itu menggugat cerai Riche.

Proses berpisah pun cukup memakan waktu dan sulit. Sebab, alasan perceraian tidak terpenuhi waktu itu. Pengadilan akan mengabulkan tuntutan jika tiga alasan ini dapat ditunjukkan padanya.

Pertama, suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Sejak menikah hingga saat ini, Riche tidak pernah sekalipun melakukan kekerasan, fisik maupun verbal. Bahkan, dalam pertengkaran pun dirinya lebih memilih diam.

Kedua, perselingkuhan. Dengan disaksikan ke luarga dan kerabat di desa, tidak terbukti adanya perselingkuhan. Ketiga, menelantarkan anak dan istri.

"Saya adalah pria sekaligus kepala rumah tangga yang bertanggung jawab. Sandang, pangan, dan papan sudah saya penuhi semua. Bahkan, rumah dan segala isinya dan properti lain yang saya tinggalkan adalah murni 100 persen hasil keringat saya," katanya menjelaskan.

Banyak kerabat non-Muslim yang menduga, Riche menjadi Muslim karena ingin menikah dengan seorang wanita Muslim. Namun, tudingan itu ditepisnya.

Toh hingga saat ini dirinya masih sangat menyayangi anak dan mantan istrinya. Penghidupan ekonomi saya baik. Kehidupan rumah tangga saya secara duniawi baik. "Saya hijrah meninggalkan keluarga dan harta hanya karena mencari ridha Allah. Tidak ada maksud dan tujuan lain. Hanya untuk taat dan menghamba kepada Allah Ta'ala," paparnya.

Riche masih berharap mantan istrinya itu bisa menerima hidayah Illahi. Sempat tebersit pula harapan dari dalam hatinya, kelak dapat kembali rujuk dan menikah dengan perempuan yang menjadi ibu anaknya itu. Namun, takdir telah terjadi.

Baca juga: Prof Arief: Derajat Orang Beradab Lebih Utama Dibandingkan Orang Berpendidikan

Saat terakhir berpisah, sang mantan istri bersikukuh untuk meninggalkan Riche. Wanita itu juga mengaku akan mencari suami yang satu agama dengannya. Bersyukur, Riche dibantu oleh Mualaf Center Aya Sofya. Proses perceraian pasangan ini di pengadilan menjadi dipermudah.

 

Setelah berpisah, Riche memilih untuk pindah ke Malang. Sudah empat bulan kini dia mendalami Islam di Pondok Pesantren Al UMM, Malang, dengan dukungan Mualaf Center.

"Meski berpisah, saya tetap berdoa semoga mantan istri saya mendapat hidayah dari Allah. Doa terutama saya tujukan bagi anak saya yang kini berusia 11 tahun. Sangat sedih saya jika berpikir, esok saya meninggal, sedangkan saya tidak memiliki anak saleh, yang seagama, seiman. Anak yang seharusnya akan mendoakan saya," ucapnya menuturkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement