REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyampaikan pesan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin terkait polemik timnas Israel akan ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun 2023. MER-C ingin pemerintah sinkron dalam perbuatan ketika mendukung Palestina dan menolak Israel yang menjajah Palestina.
Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad, mengatakan, pesan MER-C kepada Presiden Jokowi agar bisa mensinkronkan pernyataan pemerintah yang mendukung Palestina dengan sikap konsisten menolak pemberian visa terhadap Israel. Jadi MER-C ingin sikap pemerintah mendukung Palestina dan menolak Israel ini sinkron atau sejalan.
"Ini harapan dan permintaan kami kepada presiden khususnya agar secara tegas (pemerintah) menolak kepentingan timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia," kata Sarbini kepada Republika di Kantor Harian Republika, Jumat (19/8/2022).
Sarbini mengingatkan, Presiden Soekarno pernah menolak kepentingan Israel pada tahun 1962 ketika Asean Game. Kalau Presiden Jokowi mampu menolak timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun 2023, artinya Jokowi mampu mengembalikan keberanian dan konsistensi Bung Karno dalam mendukung Palestina.
MER-C yakin presiden Jokowi akan memperhatikan aspirasi masyarakat. Sehingga konstitusi Indonesia yang jelas mengatakan bahwa penjajahan di atas bumi harus dihapuskan betul-betul dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen oleh pemerintah Indonesia.
Kepada wakil presiden, MER-C menyampaikan, wakil presiden adalah seorang ulama maka MER-C yakin Kiai Ma'ruf akan memberikan yang terbaik kepada pemerintah dan rakyat Palestina. MER-C juga yakin Kiai Ma'ruf akan menolak timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Sarbini mengingatkan, jika timnas Israel sampai ikut Piala Dunia U-20 di Indonesia, pasti masyarakat Indonesia akan kecewa. "Akan ada kekecewaan yang terjadi di masyarakat ketika timnas Israel masuk ke Indonesia, bisa jadi ada penolakan yang ekstrem (terhadap timnas Israel)," ujarnya.
Sarbini menegaskan, jika timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia, sama saja pemerintah melanggar konstitusi Indonesia. Jadi ada dua hal yang akan terjadi, pertama, respon keras masyarakat. Kedua, pemerintah melanggar konstitusi. Dua hal ini yang harus dihindari.
"Sesuatu yang tidak bagus untuk kita (pemerintah dan bangsa Indonesia) dan untuk sejarah bangsa Indonesia, maka pemerintah harus tegas untuk bisa melaksanakan hal yang diinginkan oleh konstitusi dan masyarakat Indonesia," jelas Sarbini.
Sebelumnya, dalam rangka safari kemanusiaan untuk menolak kedatangan timnas Israel, Sarbini bertemu dengan Ketua Presidium Majelis Ormas Islam (MOI), KH Nazar Haris pada Kamis (18/8/2022). Dalam pertemuan tersebut, Ketua Presidium MOI, memberikan apresiasi positif atas kunjungan dan pencerahan yang disampaikan oleh Pimpinan MER-C.
Kiai Nazar menyambut baik dan mendukung gagasan MER-C menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia, karena penolakan ini adalah bentuk pembelaan terhadap konstitusi bangsa Indonesia.
"Kita berterima kasih atas kunjungan dan pencerahan dari MER-C terkait rencana kedatangan timnas Israel. Ini adalah pembelaan kepada bangsa, bahwa sesuai dengan UUD 1945 tujuan kita mendirikan negara ini adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," kata Kiai Nazar dalam siaran pers dari MER-C kepada Republika, Jumat (19/8/2022).
Kiai Nazar menjelaskan bahwa dalam sejarah Yahudi Israel memang biasa melakukan pendekatan-pendekatan untuk mendapatkan akses masuk ke dalam suatu negeri. Seperti halnya saat ini mereka sudah melakukan pendekatan kepada negeri-negeri di Timur Tengah supaya terbuka peluang untuk perdagangan.
"Dimulai dari perdagangan, tapi kemudian mereka bisa menguasai perekonomian suatu bangsa. Ini kebiasaan Israel yang telah dipraktekkan puluhan tahun bahkan berabad-abad. Itulah yang dialami di Eropa ketika bangsa Eropa takluk di bawah penjajahan ekonomi Yahudi, begitu juga yang mereka lakukan di Amerika," ujarnya.
Kiai Nazar juga menyampaikan, apabila bangsa Indonesia terus menyerah dan membiarkan Israel hadir ke Indonesia, maka Indonesia bisa terancam dengan penjajahan baru, dengan model baru dan penjajahan lebih ketat.
“Kalau sekarang sebagian bangsa kita merasa terjajah oleh etnis tertentu, maka kita sedang menghadirkan satu etnis baru untuk menjajah negeri ini, dan ini lebih parah. Untuk itu, kita akan mencari cara supaya kita bisa menggalang bersama, menjaga kedaulatan bangsa dan kita bisa melindungi bangsa Indonesia dari model-model penjajahan yang sedang direkayasa," ujar Kiai Nazar.