REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendidikan penting untuk membangun kekuatan. Namun derajat orang yang beradab tetap lebih utama dibandingkan orang berpendidikan.
Tokoh pendidikan Indonesia Prof Arief Rachman menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana. Karena pendidikan tidak akan berhasil jika tanpa usaha.
"Tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk membangun lima kekuatan diantaranya menguatkan iman, menghaluskan perasaan, mencerdaskan akal, menyehatkan badan, dan mengeratkan silaturahim," ujar dia saat menjadi pembicara dalam acara Hikmah Muharram 1444 H, Muslimah Membangun Peradaban di Masjid Istiqlal, Ahad (13/8/2022).
Kelima kekuatan tersebut, menurut Prof Arief harus dibangun dengan empat hal diantaranta ambisi mengejar cita-cita, kemauan, kemampuan, dan usaha.
Prof Arief dalam pemaparannya pun menyebutkan bahwa di dalam ilmu pendidikan, dijelaskan bahwa orang yanf beradab lebih tinggi tingkatannya daripada berbudaya, orang yang berbudaya lebih tinggi daripada orang yang berpendidikan.
Prof Arief yang juga Guru Besar Universitas Negeri Jakarta memberikan salah satu contoh, ketika di kelas ada guru yang sedang menulis di papan. Anak murid kemudian ada yang berkomentar bahwa dia tidak memahami karena tulisan guru jelek seperti cacing, guru tak menanggapinya.
Tetapi bagi Prof Arief, guru sebaiknya menegur murid yang berkomentar tersebut. Meski dia telah berpendidikan guru juga perlu mengajarkan agar sang murid memiliki adab ketika berhadapan dengan guru.
Maka ketika sekolah menerapkan aturan ketika bertemu guru harus mengucapkan salam. Hal ini merupakan salah atau cara mendidik murid agar memiliki adab.
Begitu juga untuk menutup aurat bagi murid perempuan yang baligh. Memang tidak mudah mengajarkan hal ini, namun dengan perlahan dan memberitahu tanpa menyakitkan hal itu perlu dilakukan.
Demikian juga ketika di perguruan tinggi yang mendidik seorang guru. Menurut Prof Arief memang mudah mendidik guru menjadi lebih pandai, tetapi lebih sulit mendidik guru untuk menjadi lebih beradab.