Ahad 14 Aug 2022 01:05 WIB

Serangan Israel Terus Mempersulit Kehidupan Warga Gaza

Serangan Israel menghancurkan sumber penghasilan warga Gaza.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mencari di antara puing-puing sebuah bangunan di mana Khaled Mansour, seorang militan Jihad Islam terkemuka tewas menyusul serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Minggu, 7 Agustus 2022. Serangan udara Israel menewaskan seorang komandan senior militan Palestina. kelompok Jihad Islam, kata pihak berwenang hari Minggu, pemimpin keduanya dibunuh di tengah meningkatnya konflik lintas batas.
Foto:

Sekitar 2,3 juta orang memadati daerah pesisir sempit yang luasnya sekitar 365 kilometer persegi (226 mil persegi), hampir sama dengan Cape Town, Detroit, atau Lucknow. Awadallah selamat dari rudal Israel terbaru tetapi serangan itu mungkin telah menghancurkan hidupnya.

“Sebelum bengkel saya hancur, saya hampir tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar anak-anak saya karena kondisi ekonomi yang memburuk. Sekarang, itu lebih buruk," ujarnya.

Dia mengisahkan tentang banyaknya kendala yang dia hadapi dalam mencoba melakukan bisnis karena blokade Israel di Jalur Gaza. Penyediaan bahan baku untuk bengkelnya, terutama aluminium, secara teratur terganggu karena penutupan berulang kali oleh pasukan Israel dari penyeberangan ke Gaza, dan tidak pernah ada pasokan listrik yang cukup.

“Bahkan melakukan pekerjaan Anda secara normal di Jalur Gaza itu sulit. Produksi di bengkel saya banyak mengeluarkan biaya karena ketergantungan saya pada genset karena jam padam listrik lebih dari 12 jam sehari,” katanya.

Pengepungan Gaza selama 15 tahun oleh Israel telah membuat warga Palestina di Gaza tidak dapat hidup normal. Israel dan Mesir dengan ketat membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan keluar dari Gaza, memberlakukan blokade darat dan laut, dengan alasan masalah keamanan.

“Di Gaza, tidak banyak pilihan di hadapan kita. Kami menderita dan perlahan-lahan sekarat di bawah blokade, jadi bagaimana dengan perang dan eskalasi militer Israel yang terus menghancurkan? Mulai hari ini dan seterusnya saya benar-benar menganggur" tuturnya.

Terlepas dari keputusasaannya, Awadallah menyatakan kelegaan bahwa kesepakatan gencatan senjata telah tercapai. “Apa yang kita peroleh dari perang dan eskalasi? Tidak ada apa-apa. Gaza dan warganya selalu menjadi satu-satunya pecundang," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement