“Hampir setiap tahun kami mengalami perang dan pembantaian,” kata ibu Khalil, Najwa Abu Hamada.
Najwa harus menunggu 15 tahun sebelum mengandung Khalil, anak tunggalnya, melalui perawatan IVF (bayi tabung). “Ketika Khalil lahir, saya merasa dia tidak akan hidup lama. Tapi aku tidak pernah menyangka dia akan mati seperti ini,"katanya.
Militer Israel mengatakan kepada Aljazirah bahwa 200 roket yang diluncurkan oleh Jihad Islam Palestina salah tembak dan beberapa membunuh warga sipil. “[Israel] mengatakan insiden di pemakaman Jabaliya masih diselidiki, tetapi insiden pertama [pada hari Sabtu], yang menewaskan empat anak, adalah hasil dari roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata,” kata Ghoneim.
Warga Palestina yang menyaksikan serangan itu menolaknya, dengan mengatakan kerusakan pada mobil-mobil di sekitarnya dan kekuatan ledakan itu konsisten dengan serangan udara Israel selama bertahun-tahun. “Itu tidak benar. Saya melihat dengan mata kepala sendiri roket Israel dari atap rumah saya. Orang Israel membantai anak saya. Tidak ada keraguan. Kelompok-kelompok Palestina tidak bertanggung jawab,"kata Iyad Abu Hamada, ayah Khalil.