REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai mempersiapkan Hari Santri 2022 yang akan diperingati pada 22 Oktober 2022 mendatang. Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur mengatakan, peringatan Hari Santri tahun ini menjadi satu rangkaian dengan acara Peringatan Satu Abad NU.
“Sudah dibentuk panitia sekaligus dalam rangkaian acara satu abad NU,” ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (9/8).
Rangkaian acara peringatan Satu Abad NU tersebut mengambil tema “Merawat Jagat, Membangun Peradaban”, yang akan diselenggarakan mulai Oktober 2022 hingga acara puncak pada Februari 2023. Sejak ditetapkan pada 2015 oleh Presiden Joko Widodo, Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober.
Gus Fahrur menjelaskan, Hari Santri sangat penting diperingati masyarakat Indonesia untuk mengenang jasa para kiai dan santri di era kemerdekaan. “Hari Santri adalah hari untuk memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing, bertepatan dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim pada 22 Oktober,” ucap Gus Fahrur.
Menurut dia, peringatan Hari Santri juga menjadi refleksi bagi kaum santri dan bangsa untuk mengingat kembali sejarah perjuangan kaum pondok pesantren dalam berjuang melawan penjajah merebut kemerdekaan. Dia menjelaskan, penetapan Hari Santri sebagai hari besar nasional adalah suatu bentuk pengakuan resmi negara terhadap komitmen, dedikasi, dan perjuangan umat Islam Indonesia dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekan Indonesia.
“Kita PBNU dan segenap jajaran kepengurusan NU sampai tingkat ranting akan merayakan hari santri dengan doa bersama, beberapa kegiatan lomba keterampilan santri dan upacara bendera,” kata Gus Fahrur.
Dengan adanya peringatan Hari Santri, Pengasuh Ponpes An Nur Bululawang, Malam ini juga menegaskan kaum santri akan memperbaharui komitmennya untuk mempertahankan persatuan Indonesia. “Dengan peringatan hari santri kita memperbarui komitmen untuk mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian di muka bumi ini selamanya,” jelas Gus Fahrur.