REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Genjatan senjata antara Israel dan Jihad Islam yang ditengahi Mesir mulai berlaku pada Ahad (7/8/2022). Sejak itu, truk pengangkut bahan bakar mulai memasuki Gaza pada Senin (8/8/2022), meningkatkan harapan konflik intens yang menewaskan puluhan warga Palestina telah berakhir.
Dilansir dari Al Araby, Senin (8/8/2022), seorang wartawan di perlintasan barang ke Gaza selatan melihat truk-truk yang memuat bahan bakar memasuki daerah kantong itu. Hal itu mengakhiri kekurangan parah yang mendorong satu-satunya pembangkit listrik di sana ditutup.
Kedatangan pasokan penting itu menyusul pelaksanaan gencatan senjata pada pukul 23.30 (30 GMT) Ahad, untuk membendung kekerasan terburuk di Gaza sejak perang 11 hari tahun lalu yang menghancurkan wilayah pesisir Palestina. Kementerian kesehatan Gaza mengatakan 15 anak termasuk di antara 44 orang yang meninggal dalam pengeboman intens Israel.
Meskipun ada serangkaian serangan dan serangan roket menjelang gencatan senjata, tidak ada pihak yang melaporkan pelanggaran besar terhadap perjanjian tersebut dalam semalam. Militer Israel mengatakan jalan akan dibuka kembali secara bertahap di daerah perbatasan pada Senin (8/8/2022).
"Diputuskan untuk secara bertahap mencabut pembatasan, yang membuat orang Israel tetap dekat dengan tempat perlindungan bom mereka,” kata tentara.
Gencatan Senjata 'Rapuh'
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim tiga menit setelah gencatan senjata dimulai, tentara Israel mengatakan bahwa "sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan ke wilayah Israel, (militer) saat ini menyerang berbagai sasaran" milik Jihad Islam di Gaza.
Dalam pernyataan berikutnya, tentara mengklarifikasi bahwa serangan terakhir terjadi pada pukul 23.25 waktu setempat. Sementara kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata, masing-masing memperingatkan yang lain bahwa mereka akan merespons dengan kekerasan terhadap kekerasan apa pun.