Sabtu 06 Aug 2022 05:57 WIB

Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya

Mualaf Andreanes kini sangat tersentuh dengan suara adzan dan Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Andreanes. Mualaf Andreanes kini sangat tersentuh dengan suara adzan dan Alquran
Foto:

Akhirnya, ia meninggalkan kebencian terhadap Islam. Mulai saat itu, pria tersebut justru sering memperhatikan rupa-rupa ibadah khas Muslim. Kumandang adzan tidak lagi dicegahnya dengan menyumpal telinga.

Bahkan, suara muazin terdengar sangat mengharukan baginya. Rasa haru itu semakin menguat sesudah dirinya mengetahui arti dan makna setiap kalimat adzan. 

Masuk Islam 

Andre yang dahulu membenci kumandang adzan, kini selalu merasa haru dan rindu panggilan shalat. Ia kemudian membulatkan tekad. Dengan penuh komitmen, ia mendatangi kantor urusan agama (KUA) Cilincing, Jakarta Utara. Di hadapan imam setempat, dirinya bersyahadat untuk pertama kalinya. 

Namun, kenangnya, iman dalam dirinya masih lemah saat itu. Andre belum berani untuk memberitahukan keislamannya kepada anak dan istri serta kerabat terdekat. Maka ia menjalani rutinitas seolah-olah tanpa ada perubahan. Ibadah tiap akhir pekan tetap dilakukannya.

Andre sadar bahwa itu adalah godaan iman ba ginya. Barulah pada November 2019, ia me miliki kekuatan mental. Waktu itu, tepat perayaan kelahiran anak pertamanya, ia berterus terang kepada keluarganya. 

Baik keluarga inti maupun mertua termasuk fanatik dalam beragama. Tentu saja, mereka akan sangat terkejut dengan kabar ke is laman Andre. Begitu semuanya terkuak, seisi rumah seperti memusuhinya. Malahan, anaknya sendiri juga ikut-ikutan membenci. 

Andre lantas memutuskan untuk berpisah dengan istri dan menjauh sementara dari anaknya. Sebab, mereka semua bersikeras menolak pilihan imannya. 

Andre khawatir keislamannya tak lagi murni, karena setelah syahadat pernah kembali ibadah ke tempat agama lamanya. Maka pada Januari 2020, ia merasa perlu untuk bersyahadat ulang. Tempatnya di Masjid Cilincing, Jakarta Utara. Oleh ulama setempat, dirinya ditawarkan untuk memilih nama baru. Dipilihlah nama Muhammad Andreanes. 

Sejak saat itu, ia bertekad untuk meninggalkan seluruh ritual agama lamanya. Fokusnya kini mendalami Islam, terutama ibadah-ibadah wajib dan sunah. Ia perlahan belajar sholat lima waktu dan berpuasa Ramadhan.

Makanan atau minuman yang diharamkan Islam pun ditinggalkannya. Karena belum lancar berbahasa Arab, ia memilih untuk membaca terjemahan Alquran. Semangatnya tinggi sekali. Ia pun khatam beberapa kali.

 

“Niat saya membaca Alquran tidak sekadar menghafal, tetapi juga memahami dan menerap kan ajaran Islam. Beberapa kali saya membaca terjemahan dan Latin, lambat laun saya hafal beberapa surah,” tuturnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement