Menurutnya, yang disampaikan Dirjen Bimas Islam Kemenag terkait minimnya literasi keagamaan pada kebanyakan takmir, lebih kepada perlunya peningkatan literasi takmir terhadap Islam wasathiyah. Yakni Islam yang dikatakan moderat.
"Itu maksudnya diperlukan (pemahaman Islam wasathiyah bagi para takmir, khatib dan mubaligh) di suatu negara seperti (Indonesia) kita yang komposisinya itu multi agama atau agamanya banyak, di samping itu juga menganut berbagai macam mazhab," ujar Imam.
Imam mengatakan, orang-orang setelah bermazhab, biasanya ada semangat bermazhab yang merasa mazhabnya paling benar. Jika ini terjadi maka menjadi tidak moderat.
Ia mengungkapkan, dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan jika mazhabnya merasa paling benar sendiri. Kalau bermazhabnya malah mengikuti irama kekuasaan, sehingga lewat kekuasaan malah memaksakan diri dengan merasa pahamnya yang paling benar, itu juga tidak boleh karena tidak baik.
"Ini saya kira penting untuk disampaikan, semua kita para kiai, mubaligh, khatib, dai itu langsung atau tidak langsung memikul amanat turut merawat keutuhan bangsa," jelas Imam.