Jumat 15 Jul 2022 12:11 WIB

Peristiwa Unik, Jumat Ini Matahari di Atas Ka'bah

Roshdul qiblat bisa dimanfaatkan untuk mengukur arah kiblat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji melakukan Tawaf Perpisahan di sekitar Kabah di Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, 11 Juli 2022.
Foto:

"Dan apabila diperhitungkan pula bahwa matahari bukanlah benda langit yang nampak berbentuk titik laksana bintang–bintang pada umumnya, melainkan merupakan bola bercahaya berdiameter 0,5º," jelas dia.

Dengan mengombinasikan keduanya, menurut Kiai Sirril, maka Roshdul Qiblat pertama di tahun 2022 Miladiyah ini sesungguhnya terjadi pada Kamis Legi hingga Sabtu Pon, 14–16 Dzulhijjah 1443 H (14–16 Juli 2022). Semuanya terjadi pada jam yang sama, yakni 16:28 WIB atau 17.28 WITA.

Di Indonesia, kata Kiai Sirril, Roshdul Qiblat dapat diamati dan dimanfaatkan untuk melaksanakan pengukuran arah kiblat yang akurat pada sebagian besar wilayah negeri ini, kecuali di provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Karena di tempat–tempat tersebut matahari telah terbenam sebelum Roshdul Qiblat terjadi.

Sementara pada provinsi–provinsi di Pulau Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara, kedudukan Matahari sudah cukup rendah sehingga terbuka peluang Matahari sudah tak terlihat (tersembunyi di balik awan–awan di ufuk barat). Meskipun diperhitungkan masih mengalami Roshdul Qiblat. 

Saat Roshdul Qiblat terjadi, tambah Kiai Sirril, maka cukup mencari benda yang terpasang tegak lurus paras air setempat sebagai acuan, misalnya sudut bangunan. Atau yang paling sempurna adalah beban pendulum (lot) yang digantung pada tali. 

"Kita juga membutuhkan jam yang sudah terkalibrasi, misalnya jam digital dalam gawai pintar kita. Tepat pada jam terjadinya Rashdul Qiblat, maka tandai bayang–bayang benda tersebut di tanah. Bayang–bayang tersebut akan sama dengan arah kiblat setempat," kata Kiai Sirril.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement