Senin 11 Jul 2022 15:45 WIB

Kisah Mufti Ukraina 'Turun Gunung' Ikut Membela Negaranya

Muslim membentuk hampir satu persen dari populasi di Ukraina.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol Ukraina. Kisah Mufti Ukraina 'Turun Gunung' Ikut Membela Negaranya
Foto:

Ada juga komunitas Muslim yang cukup besar di Ukraina Timur, hasil dari gelombang migrasi ekonomi karena kawasan industri dan banyak Muslim berimigrasi ke wilayah Donbas untuk bekerja di pertambangan dan pabrik.

Konflik pada 2014 memaksa banyak Muslim dari Krimea dan Donbas untuk pindah ke bagian lain negara itu di mana mereka bergabung dengan komunitas Tatar yang sudah lama berdiri atau membangun pusat-pusat Islam baru bersama dengan mualaf Turki, Arab, dan Ukraina.

Tetapi invasi telah memaksa banyak orang untuk melarikan diri sekali lagi. Masjid di Kostiantynivka digunakan untuk melayani penduduk Muslim lokal yang berjumlah beberapa ratus orang. Pada Sabtu, beberapa penduduk setempat hadir, setelah melakukan perjalanan ke barat bersama keluarga mereka. Sebaliknya, jamaah terdiri dari tentara atau petugas medis tempur dari unit yang berbeda: Tatar Krimea dan mualaf Ukraina dari Kharkiv, Kyiv, dan Ukraina Barat.

Dalam khutbahnya setelah sholat Idul Fitri, Ismahilov mengatakan kepada jemaah bahwa Idul Fitri tahun ini memiliki makna simbolis di tengah perang, dan meminta mereka untuk mengingat umat Islam yang tinggal di wilayah pendudukan, di mana banyak yang kehilangan rumah dan beberapa masjid telah dihancurkan. Dia mengacu pada serangkaian penangkapan Tartar Krimea setelah pencaplokan 2014, Ismahilov mengatakan Muslim di wilayah pendudukan tidak merasa aman.

“Ada banyak ketakutan. Perang berlanjut dan kami tidak tahu apa yang terjadi di wilayah pendudukan dan situasi apa yang dihadapi Muslim di sana” katanya.

Ismahilov mengatakan kepada AP bahwa dia menganggap Muslim Rusia yang menginvasi Ukraina, termasuk batalyon Chechnya yang terkenal dari orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov, sebagai "penjahat."

“Mereka melakukan dosa dan mereka datang sebagai pembunuh dan penjajah, di wilayah yang merupakan rumah warga Ukraina dan Muslim Ukraina, tanpa pembenaran apapun. Allah tidak memberi mereka hak itu” kata Ismaililov. 

 

“Mereka akan menjawab semua ini di hadapan Tuhan," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement