REPUBLIKA.CO.ID, EDIRNE -- Gerbang Masjid Selimiye yang berusia seabad di provinsi Edirne, Turki, tengah direnovasi.
Bangunan ini berdiri saat puncak arsitektur Turki Islam, pintu bersejarah Masjid Selimiye dibuat dengan teknik "kundekari", yaitu metode seni dekoratif yang terdiri dari potongan-potongan geometris yang saling bertautan. Teknik ini meminimalkan kerusakan yang sering disebabkan oleh perubahan suhu dan kelembaban dari waktu ke waktu.
Masjid Selimiye adalah karya Mimar Sinan, arsitek terbesar Kekaisaran Ottoman. Pintu-pintunya, yang satu sisinya tingginya sekitar empat meter dan berat 250 kilogram, dilepas dari engselnya dan dipindahkan ke ruang pertukangan yang dibuat di halaman luar. Juga, bagian logam pada pintu seperti engsel, roset, kunci dan kait akan dicat ulang setelah kerusakan yang disebabkan oleh korosi dihilangkan. Bagian logam yang hilang juga akan diganti.
Setelah memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh abrasi dan pembusukan, pintu akan disemprot dengan pelarut untuk mencegah serangga hama dan kemudian dikupas.
Direktur Regional Yayasan Edirne Ali Mehmetcik Oguz mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa struktur Selimiye serta karya-karya di dalam masjid meningkatkan nilainya. Dia menyatakan bahwa salah satu elemen yang membuat struktur ini menonjol adalah pintu kundekari yang dibuat tanpa menggunakan paku, Oguz menyatakan bahwa pintu tersebut telah dilestarikan dan proses konservasi telah dimulai.
"Kayu mengalami pelapukan akibar kelembaban dari waktu ke waktu. Intervensi yang dilakukan untuk ini sejalan dengan proyek pemulihan kami. Selain itu, serangga dan belatung adalah faktor lain yang merusak bahan kayu. Untuk melindungi dari faktor-faktor ini, pintu juga akan disemprot dengan obat pencegah hama"ujar Oguz.
Ikuti Whatsapp Channel Republika