REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengapresiasi imbauan Paus Fransiskus agar pihak Rusia mencabut larangan ekspor gandum dari Ukraina. Imbauan tersebut dinilai perlu diapresiasi dan disambut gembira.
"Karena jika hal demikian tidak dilakukan, maka dia jelas-jelas akan bisa mengancam nasib ratusan juta orang terutama mereka-mereka yang berada di negara-negara terbelakang karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya," kata Buya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (2/6/2022).
Namun demikian, kata Buya, imbauan tersebut semestinya juga ditujukan kepada Amerika dan negara-negara Eropa Barat serta negara-negara sekutunya untuk juga tidak memblokade ekonomi Rusia. Hal itu dinilai penting agar terwujud fairness atau keadilan dan keseimbangan karena tindakan yang dilakukan Rusia tersebut jelas-jelas merupakan reaksi terhadap sikap dan tindakan Amerika dan Eropa Barat serta sekutu-sekutunya.
Oleh karena itu menurut Buya, jika masyarakat global tidak mau pasokan gandum dari Ukraina ke pasar dunia terganggu, maka penyebabnya juga harus dihilangkan. Yaitu blokade ekonomi yang dilakukan Amerika dan sekutu-sekutunya terhadap Rusia yang harus juga dihentikan.
"Bila hal demikian tidak bisa dilakukan, maka Rusia tentu juga tidak akan mau menghentikan blokadenya," ungkap Buya.
Sehingga kesimpulannya, Rusia dan Amerika beserta sekutu-sekutunya ternyata dinilai sama saja buruknya karena mereka sama-sama telah menjadi biang dari kerusakan yang ada di dunia saat ini. Hanya sayangnya, menurut Buya Anwar, mereka-mereka tersebut tidak mau mengakuinya karena mereka hanya sibuk melakukan apa yang terbaik menurut mereka sendiri.
"Mereka tidak peduli terhadap dampak buruk dari tindakan yang mereka lakukan tersebut kepada bangsa dan negara lain," kata Buya.