Kamis 02 Jun 2022 14:00 WIB

Soal Cinta Tanah Air dalam Islam, ini Penjelasannya

Ini penjelasan soal cinta tanah air dalam Islam.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Pimpinan Majelis Rasulullah Habib Nabiel Al Musawa memberikan ceramah saat Tabligh Akbar di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/5/2022). Tabligh Akbar yang terselenggara atas kerjasama antara Republika dan Majelis Az-Zikra tersebut mengambil tema Semangat Umat Merawat Bangsa.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pimpinan Majelis Rasulullah Habib Nabiel Al Musawa memberikan ceramah saat Tabligh Akbar di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/5/2022). Tabligh Akbar yang terselenggara atas kerjasama antara Republika dan Majelis Az-Zikra tersebut mengambil tema Semangat Umat Merawat Bangsa.Prayogi/Republika.

IHRAM.CO.ID, BOGOR --  Pimpinan Majlis Rasulullah Habib Nabiel Al Misawa menjadi narasumber dalam acara Tabligh Akbar dengan tema Semangat Umat Merawat Bangsa, di Masjid Az Zikra, Senin (31/5).  Habib Nabiel dalam ceramahnya menjelaskan bahwa berbicara tentang NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika,  dan cinta tanah air terdapat dalam Islam. 

"Di dalam Islam cinta tanah air adakah dalilnya? Penting, agar tidak dipojokkan orang lain,"ujar dia. 

Baca Juga

Dalil tersebut  terdapat dalam satu surat di dalam alquran yakni Surat Al Balad yang artinya negeri ini.  Kata allah di ayat pertama,

 لَا أُقْسِمُ بِهَٰذَا الْبَلَدِ

Aku bersumpah demi negeri ini (Makkah),

 

Makkah adalah tanah air nabi muhammad SAW. Di dalam ayat kedua kemudian ditegaskan,

وَأَنْتَ حِلٌّ بِهَٰذَا الْبَلَدِ

sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bertempat tinggal di negeri (Makkah) ini.

Karena tempat tinggal di negeri itu kemudian Makkah dimuliakan karena tempat Nabi Muhammad. Bukan karena itu saja. Ada juga kakbah, karena nabi sebelumnya. Akan tetapi ada kota lain yang juga dimuliakan yakni Madinah.  Buktinya barang siapa shalat di Masjidil Haram sama dengan shalat 100 ribu rakaat. Dan shalat di Masjidil Nabawi sama dengan shalat 10 ribu rakaat. Dan di Madinah tidak ada nabi lain kecuali Nabi Muhammad. Kedua tempat tu dimuliakan karena menjadi tempat tinggal nabi muhammad. 

Makkah dan madinah tanah tempat tinggal nabi muhammad. Dalam hadist cinta tanah air terdapat dalam Shahih  bukhari bahwa  nabi Muhammad kalau sudah satu perjalanan jauh melihat dinding kota madinah, mempercepat jalan unta karena cintanya kepada madinah al munawarah. 

Dalam Kitab fathul bari juga disebutkan dan ini menjadi dalil syariat cinta tanah air dan rindu tanah air kita.  Jika seseorang rindu dengan tanah airnya maka akan mendapat pahala. 

"Ada yg berpendapat cinta tanah air itu bid'ah dan  Hadist itu dhaif. Padahal dia hanya kurang membaca kitab,"ujar Habib Nabiel.

Dari ayat dan hadits diatas telah menunjukkan cinta tanah air adalah syariat termasuk peringati hari pancasila dan hari kemerdekaan maka itu mengikuti ayat dan hadits maka mendapatkan pahala.

Tak hanya dalil, tetapi cinta tanah air dibuktikan langsung oleh ulama Indonesia yakni berjuang untuk kemerdekaan sehingga bisa merumuskan pancasila. 

"Presiden Soekarno dulu  berkata jas merah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah). Sekarang kita tambahkan jas hijau (jangan sekali kali hilangkan jasa para ulama),"kata dia.

Ulama-ulama kemerdekaan ini diantaranya Teuku Umar, ulama asal Aceh. Dia berjuang untuk NKRI. Tak hanya dia, ulama pejuang lain diantaranya,  Sultan badarudin, Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanuddin.

Habib Nabiel menegaskan bahwa adanya NKRI itu syariat bukan hanya khilafah. Karena ulama  berjuang untuk memerdekaan negerinya. Tak hanya saat kemerdekaan, setelah kemerdekaan pun banyak ulama yang terus berjuang, diantaranya KH Hasyim Asy Syari, KH Ahmad Dahlan, KH Agus Salim, dan Muhammad Natsirm 

Tak hanya ulama, tetapi juga habib keturunan Rasulullah pun ikut berjuang diantaranya Pencipta lagu hari merdeka dan syukur,  Habib muhammad husain bin salim Al Mutahar. Dia juga yang mengatur dan menyusun Paskibra bendera pusaka pertama kali.  

Kemudian Sultan Abdul Hamid al Khadri, habib asal Pontianak ikut serta dalam  merumuskan lambang negara pancasila.  Habib Idrus bin Salim al Jufri asal Palu ikut merancang bendera merah putih dan membuat syair dalam bahasa Arab tentang kemerdekaan Indonesia. 

Selain itu juga Habib Ali al Habsyi kwitang yang menyarankan Presiden soekarno untuk menentukan hari kemerdekaan. Demikian juga dengan isi Pancasila. Kelima silanya terdapat dalam ajaran Islam. Sehingga seharusnya tidak ada lagi yang menyebutkan bahwa Pancasila bukan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement