REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemain hoki Muslim asal Kanada, Nazem Kadri terima banyak dukungan melalui sosial media. Sebelumnya, ia mendapatkan pelecehan Islamofobia dan pernyataan rasis secara daring.
Insiden itu terjadi setelah tabrakan dengan penjaga gawang St. Louis Blues Jordan Binnington pada Game 3, Sabtu (21/5/2022). Serangan yang menargetkan pemain Colorado Avalanche ini termasuk ancaman kekerasan, hingga Avalanche memutuskan menambah jumlah penjagaan polisi saat pertandingan Senin (23/5/2022).
“Istri Nazem Kadri membagikan apa yang dialami keluarganya selama 48 jam terakhir melalui akun Instagram Jazzy Kadri. Serangan rasis ini memuakkan," tulis penulis Hockey News, Mike Stephens, di akun Twitter miliknya dikutip di About Islam, Ahad (29/5/2022).
Serangan tersebut telah dikecam oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) sebagai hal yang tidak dapat diterima. Serangan retorika rasis dan Islamofobia mengerikan yang menyasar Kadri seolah menunjukkan keseriusan ancaman yang ditimbulkan oleh kefanatikan dan rasisme anti-Muslim.
“Kami mendesak Liga Hoki Nasional untuk secara terbuka mengecam pelecehan dan ancaman yang menargetkan Kadri,” kata Direktur Komunikasi Nasional CAIR Ibrahim Hooper dalam sebuah pernyataan.
Hooper lantas merujuk pada laporan terbaru CAIR yang dirilis bulan lalu, tentang hak-hak sipil Muslim Amerika. Laporan tersebut diberi berjudul Still Suspect: The Impact of Structural Islamophobia. Dalam berkas laporan tersebut, terdapat rincian lebih dari 6.700 keluhan hak-hak sipil yang diterima komunitas Muslim yang berbasis di Washington, D.C. pada tahun lalu.
Hingga berita ini dibuat, disampaikan meski banyak orang mengirim pesan keji terhadap pemain Muslim Amerika keturunan Lebanon tersebut, namun tidak sedikit pendukung Avalanche telah berbagi pesan dukungan.
#Avs fans supporting Nazem Kadri.
What a picture from @cogrizzly. pic.twitter.com/RFU3xp7ywx
— George Stoia III (@GeorgeStoia) May 25, 2022