Jumat 13 May 2022 15:00 WIB

Masjid Hagia Sophia Hiasi Desain Baru Paspor Turki

Paspor baru yang dibuat di Turki tersebut akan diterbitkan Agustus mendatang.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.
Foto: Anadolu Agency
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hagia Sophia, pusat simbolis kepercayaan Ortodoks Yunani yang diubah oleh Turki menjadi masjid pada tahun 2020, akan ditampilkan dalam paspor Turki yang baru. Hal tersebut disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu.

Menurut Presiden Turki, paspor baru yang dibuat di Turki tersebut akan diterbitkan Agustus mendatang. Bangunan Hagia Sophia akan digambarkan di samping landmark Turki lainnya, seperti Topkapi atau istana yang terletak di bukit Bosphorus, yang merupakan rumah para sultan Muslim selama Kekaisaran Ottoman.

Baca Juga

Kementerian Dalam Negeri lantas memperkenalkan bentuk baru identitas warga Turki ini kepada pers, bersamaan dengan desain baru untuk SIM, Rabu (11/5). Menurut Menteri Dalam Negeri, paspor buatan lokal akan memiliki teknologi baru dengan fitur keamanan yang lebih banyak.

“Paspor baru berisi chip tanpa kontak yang terdeteksi di AKIS (sistem operasi yang dikembangkan oleh Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki),” ucap Menteri Süleyman Soylu, dikutip di Greek Reporter, Jumat (13/5/2022).

Paspor baru juga disebut memiliki fitur visual baru, dengan yang paling signifikan mengubah tulisan "Turki" menjadi "Türkiye", sebuah keputusan yang sudah diterapkan di beberapa lembaga publik.

Halaman paspor akan berisi simbol dan gambar yang menggambarkan landmark terkenal dan fitur kota-kota Turki. Sementara, gambaran Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul ini dicetak di halaman tengah paspor.

Monumen Warisan Dunia UNESCO tersebut dibangun pada 532 M dan berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun. Sampai pada 1453, “Gereja Besar” tersebut sebagaimana orang Bizantium menyebutnya, merupakan jantung timur Kekristenan.

Bangunan ibadah tersebut lantas berubah menjadi masjid pada 1453 setelah penaklukan Istanbul, tetapi diubah menjadi museum pada 1934. Pada awal Juli 2020, Dewan Negara Turki membatalkan keputusan Kabinet 1934 untuk mendirikan museum, mencabut status monumen, serta keputusan berikutnya oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan reklasifikasi Hagia Sophia sebagai masjid.

Pada April 2022, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengungkapkan “kesedihan dan rasa jijik” atas perusakan pintu Hagia Sophia melalui telepon dengan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.

Mitsotakis mengatakan kerusakan pada Gerbang Kekaisaran menunjukkan ketidakhormatan terhadap sejarah, integritas dan karakter universal monumen tersebut. Pintu abad ke-15 digunakan oleh kaisar Bizantium untuk memasuki tempat ibadah Ortodoks yang paling signifikan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement