Jumat 15 Apr 2022 15:49 WIB

Akar Historis Perempuan Berkemajuan

Akar Historis Perempuan Berkemajuan

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Akar Historis Perempuan Berkemajuan - Suara Muhammadiyah
Akar Historis Perempuan Berkemajuan - Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perempuan Berkemajuan sudah menjadi label dan sudah menjadi esensi dan hakikat kalau kita melihat perempuan Muhammadiyah. Peranan perempuan berkemajuan dalam ‘Aisyiyah tidak bisa terlepas dengan Muhammadiyah karena itu sudah menjadi pelaku perempuan amal usaha Muhammadiyah. Demikian kata Prof Dr Siti Chamamah Soeratno, MA dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 pada Kamis 14 April 2022.

Bagi fikrah Chamamah, Muhammadiyah sebagai organisasi mayarakat yang peduli dengan kebutuhan masyarakat. Artinya Muhammadiyah akan selalu mengawal masyarakat sampai pada puncak kebahagiaan. “Jadi dengan satu tema kerjanya, kegiatannya, itu untuk mengharapkan, membina, membentuk masyarakat yang bahagia secara total. Totalnya itu artinya segenap aspek kehidupan fiddunya wal akhirah. Jadi ya hidup sekarang dan hidup yang akan mendatang,” terangnya dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48.

Fondasi terpenting di sini adalah asas Islam yang meliputi prinsip Islam berkemajuan. Prinsip Islam berkemajuan berbasis rahmatan lil ‘alamin (untuk semua alam). Di sini hal utama yang harus dicapai adalah semua masyarakat harus bahagia total. Kunci dari Islam berkemajuan adalah kontekstual. Artinya semua kebutuhan harus sesuai dengan konteksnya.

Maka untuk memakai itu harus ada perubahan-perubahan nyata. Karenanya Muhammadiyah termasuk organisasi berlandaskan tajdid. Ada dua kata yang selalu dipakai oleh Muhammadiyah menurut Chamamah. Pertama, dakwah. Artinya mengajak untuk berbuat baik dan meninggalkan segala hal yang destruktif. Kedua, kalau berkembang menghasilkan masyarakat yang berubah, sehingga tuntutannya akan berubah.

Muhammadiyah memandang perempuan pada aspek kewajiban berdakwah amar makruf nahi munkar (QS ali-‘Imran [3]: 104). “Jadi Muhammadiyah itu inginnya berdakwah melalui Muhammadiyah, memilih Muhmammadiyah sebagai wahana dakwah untuk beramal karena Muhammadiyah lahirnya karena diadakan perintah Allah supaya mengadakan kelompok orang yang mengajak pada kebaikan,” tukasnya.

Akar historis perempuan berkemajuan menurut Chamamah ditinjau dari pelbagai segi berikut. Pertama menyampaikan islamisasi yang sangat dinamis. Kedua, semangat Islam menjiwai segenap aspek kehidupan. Ketiga berkemajuan yang terindikasi pada Islam sebagai agama yang tidak pernah berhenti dan terus bergerak maju melintasi zaman sekaligus selalu memiliki potensi-potensi unggul.

Chamamah turut jua memberikan bekal untuk menjadi perempuan berkemajuan.Dia memberikan beberapa poin penting yang bisa untuk dijadikan sebagai ruang refleksi dan evalusasi bersama dalam mengaktualisasikan harapan besar ini. Pertama, memiliki integritas. Kedua, komitmen Ketiga, militansi. Keempat, daya juang solidaritas atau ukhuwah. Kelima, wawasan luas (pandangan dunia Islami). Keenam, profesioanlitas berbasis ideologi gerakan yang menjiwai seluruh perilaku anggota (Cris)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement