REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV–Lebih dari setengah pemilih Prancis di Israel memilih kandidat sayap kanan Eric Zemmour sebagai pilihan mereka untuk presiden Prancis berikutnya. Data itu ditunjukkan dalam putaran pertama pemilihan, menurut penghitungan tidak resmi, Ahad (10/5/2022).
Dilansir dari The New Arab, Selasa (12/4/2022), Zemmour disukai oleh 53,59 persen pemilih, sementara Presiden petahana Emmanuel Macron tertinggal di belakang 31,72 persen, menurut surat kabar Prancis Le Monde melaporkan pada hari Selasa.
Angka-angka ini tampaknya tanpa paralel di mana pun dan datang meskipun Zemmour hanya mengamankan sedikit lebih dari 7 persen suara secara keseluruhan dalam pemilihan. Penghitungan Israel tidak resmi, dengan Distrik Tel Aviv satu-satunya daerah yang angka awalnya dirilis pada hari Selasa.
Zemmour sendiri merupakan sosok kontroverisal yang menerima denda Rp 155 juta pada Januari karena menghasut kebencian rasial. Dia juga telah membuat berbagai komentar anti-Islam dan menganjurkan tindakan keras terhadap imigrasi. Zemmour diketahui adalah putra dari orang tua Yahudi Aljazair.
Hasil resmi dan lengkap untuk pemilih luar negeri akan dikeluarkan pada Rabu(13/4/2022) setelah semua tantangan dipertimbangkan. Selain wilayah Tel Aviv, ada juga daerah pemilihan di Yerusalem.
Ini termasuk pemilih di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya Palestina di Yerusalem Timur, selain mereka yang ada di Tepi Barat, yang dilayani oleh sebuah tempat pemungutan suara di Ramallah.
Hasil hari Selasa tidak menunjukkan pandangan rata-rata penduduk Prancis di Israel, Le Monde menekankan, mencatat bahwa hanya sekitar 10 persen dari mereka yang berhak memilih ikut serta dalam pemilihan.
Prancis sekarang akan melanjutkan ke putaran kedua pemungutan suara, di mana warga harus memutuskan antara Macron yang berhaluan tengah dan Marine Le Pen yang sayap kanan.
Zemmour telah meminta para pemilihnya untuk mendukung Le Pen sementara yang lain, termasuk Valérie Pécresse yang berhaluan tengah-kanan dan Anne Hidalgo yang berhaluan kiri-tengah, mendukung Macron.