Selasa 29 Mar 2022 00:35 WIB

Sebagian Muslim Chechnya dan Tatar Ikut Angkat Senjata Bela Ukraina

Serangan Ukraina mengembalikan kembali kenangan lama bagi warga Chechnya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol,Ukraina. Sebagian Muslim Chechnya dan Tatar Ikut Angkat Senjata Bela Ukraina
Foto:

“Lebih tepat mengatakan sebagian besar diaspora Chechnya meninggalkan tanah air mereka setelah Kadyrov berkuasa, bukan selama perang,” Marat Iliyasov, seorang peneliti di Universitas Vytautas Magnus Lithuania, mengatakan kepada DW, Kamis (24/3/2022).

Serangan Ukraina mengembalikan kembali kenangan lama bagi warga Chechnya. Bagi banyak orang Chechnya yang diasingkan, Putin memperlakukan orang Ukraina seperti dia memperlakukan mereka dahulu.

“Upaya Moskow hari ini untuk memaksakan kendalinya atas Ukraina merdeka bergema di hati dan pikiran banyak orang Chechen yang mengingat perjuangan mereka untuk kemerdekaan melawan mesin penjajah Rusia,” Albert Bininachvili, seorang profesor ilmu politik di Universitas Bologna.

Menurut Albert, cita-cita Putin memperluas dominasi Rusia ke perbatasan Soviet, walau tidak bertujuan mengembalikan sistem Soviet. Tapi tindakan ini pada dasarnya tidak lebih dari kolonialisme Rusia.

"Orang-orang Chechnya menganggap perang di Ukraina sebagai kelanjutan dari perang di Chechnya," kata Marat Iliyasov. Jadi ada dari sebagian kalangan mereka, yang tidak sepakat dengan Kadyrov, ingin berkontribusi melawan kejahatan yang dahulu tidak pernah dicapai di tanah Chechnya.

Baca juga : Ilmuwan Sebut Bumi Memiliki Siklus Bencana 27,5 Juta Tahun

"Itu di samping motivasi lain, yang merupakan semacam kewajiban moral untuk membantu orang-orang yang berada dalam situasi seperti itu, dan menunjukkan solidaritas dengan mereka," tambahnya.

Kepala Batalyon Sheikh Mansur, Cheberloevsky, juga menganggap pertempuran terakhir sebagai bagian dari konflik yang jauh lebih lama. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan layanan Kaukasus Radio Free Europe, "Kami telah berperang di Ukraina sejak 2014 untuk mengalahkan musuh bersama kami," kata Cheberloevsky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement