REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kontribusi Muhammadiyah untuk bangsa, terlebih bidang kesehatan, telah dilakukan sejak jauh sebelum bangsa ini merdeka. Sampai saat ini, khidmat masih terus berlangsung dan terus meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Kesehatan, dr Agus Taufiqurrahman mengatakan, Muhammadiyah terus berkontribusi terbaik untuk umat dan bangsa lewat bidang kesehatan. Dilakukan melalui 119 RS Muhammadiyah yang telah beroperasi.
"Lebih dari setengahnya menjadi rumah sakit terdepan dalam penanganan Covid-19," kata Agus dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48, Jumat (25/3).
Selain rumah sakit, Muhammadiyah memiliki lebih dari 230 klinik yang tersebar hampir merata di seluruh Indonesia. Spesialis saraf ini menekankan, Muhammadiyah tidak puas diri, terus memperkuat dan melebarkan jangkauan pelayanan kesehatan.
Terlebih, di daerah-daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) Indonesia. Ia menekankan, peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan merupakan penyambung estafet kontribusi Muhammadiyah dalam bidang kesehatan dari dulu hingga kini.
"Ini yang menjadi perhatian serius kita agar Muhammadiyah bisa terus hadir di pelayanan kesehatan di tempat-tempat seperti itu," ujar Agus.
Saat ini, lanjut Agus, Muhammadiyah sedang menyiapkan pelayanan kesehatan di Papua. Pembangunan fasilitas kesehatan berupa gedung sudah selesai dan siap resmikan, tapi memang masih terganjal kurangnya sumber daya manusia (SDM).
"Termasuk di Ambon dan sekitarnya, Muhammadiyah telah miliki Klinik Apung Said Tuhuleley yang memberikan pelayanan kesehatan dengan kapal," kata Agus.
Selain pelayanan, Muhammadiyah terus menyediakan SDM untuk tenaga kesehatan. Hal ini terus dilakukan melalui adanya fakultas dan program studi kedokteran maupun kesehatan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).
Ia menegaskan, bagi Muhammadiyah pelayanan dan penyediaan nakes merupakan dakwah yang tidak bisa dipisahkan. Ke depan, seiring perkembangan dan perubahan zaman, Muhammadiyah harus linier dengan perubahan dalam pelayanan dan penyedia nakes.
"Saat ini, kita sadar betul banyak hal-hal yang berubah dari format pelayanan kesehatan itu," ujar Agus.
Berkaca dari segala perkembangan teknologi kesehatan, pusat-pusat pendidikan Muhammadiyah tidak berhenti menyiapkan lulusan-lulusan bidang kesehatan agar tidak tertinggal. Serta, selalu adaptif perkembangan teknologi kesehatan.
"Termasuk, dalam bidang pelayanan, di mana akibat pandemi Covid-19 mengalami perubahan yang drastis," kata Agus.