REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pesiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan Israel untuk menghadapi invasi Rusia yang telah berlangsung lebih dari tiga minggu. Menurut Fatah, permintaan Zelensky merupakan sebuah kesalahan besar.
"Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky salah mencari bantuan dari Israel," kata juru bicara Fatah Palestina Hussein Hamayel, dilansir dari The New Arab, Rabu (23/3/2022).
"Israel adalah negara apartheid dan siapa pun yang berpikir mereka dapat memperkuat posisi mereka dengan memperlakukannya sebagai sekutu potensial pada akhirnya akan kalah," kata Hamayel.
Komentar juru bicara Fatah digaungkan oleh Hani Khalil, juru bicara PFLP yang sama-sama mengecam Zelensky karena mengatakan Ukraina menghadapi ancaman yang sama seperti Israel. "Membandingkan rakyat Palestina dengan penjajah dan membandingkan negara pendudukan dengan korban adalah kurang ajar dan penghinaan terhadap kecerdasan rakyat," kata Khalil.
Ia menambahkan mereka yang memiliki tujuan yang adil tidak mempermalukan diri mereka sendiri seperti yang dilakukan Zelensky di media. Sementara itu, gerakan Islam Palestina Hamas belum mengomentari pidato Zelensky itu.
Komentar oleh faksi politik Palestina muncul setelah serangkaian kritik terhadap pidato Zelensly dibuat oleh Anggota parlemen Palestina dari Knesset Israel yang memboikot pidato tersebut. Pada Senin, sehari setelah Zelensly berbicara, anggita parlemen Palestina Aida Suleiman mengatakan Zelensky telah menyeret negaranya ke dalam perang.
"Dan sekarang dia mengeluh tentang hasil dari tindakannya sendiri," katanya.
Anggita parlemen Palestina Ahmad Al-Tibi mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pidato Zelensky adalah pidato Zionis dengan keunggulan, mencapai titik terendahnya ketika dia memberi Israel status korban dengan mengutip Golda Meir. Baik Suleiman maupun Al-Tibi termasuk di antara kelompok anggota Knesset yang tidak menghadiri pidato di Knesset pada Ahad, yang juga dilewati oleh partai sayap kiri Hadash, seperti Ofer Cassif.
Presiden Komunitas Palestina di Ukraina yang berbasis di Kyiv, Hatem Odeh, juga menyayangkan pidato Zelensky itu. Sebagai warga Ukraina, mereka mengaku kecewa dengan permintaan bantuan pemimpinnya kepada Israel.
"Sebagai warga Palestina di Ukraina, banyak di antaranya adalah warga Ukraina, kami sangat kecewa dengan pidato Presiden Zelensky yang jelas-jelas bias Israel,” katanya.
"Sementara Ukraina memberi tahu kami bahwa mereka memahami penderitaan Palestina dengan lebih baik, sekarang setelah negara mereka diduduki, Zelensky mencoba berhubungan dengan Israel," tambahnya.
Pidato Zelensky juga mendapat kritik dari anggota parlemen Yahudi Israel, seperti Yuval Steinitz. Anggota partai Likud men-tweet bahwa perang apa pun adalah hal yang mengerikan, tetapi membandingkan perang apa pun tidak peduli seberapa sulitnya dengan pemusnahan jutaan orang Yahudi di kamar gas adalah pemalsuan sejarah yang lengkap dalam referensi perbandingan Zelensky tentang perang Rusia dengan Holocaust Nazi.
https://english.alaraby.co.uk/news/palestinians-slam-zelenskys-speech-knesset