Muscabis ke-9 PCIM Mesir Berlangsung Sukses
KAIRO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir telah merampungkan rentetan acara MUSCAB kesembilan. Markaz Dakwah menjadi venue acara dwitahunan tersebut. Musyawarah yang diadakan pada Selasa, 16 Maret 2022, itu sejatinya dimulai pada pukul 9 pagi. Namun baru dimulai pukul sebelas siang dan berakhir pukul setengah tiga malam keesokan harinya. Seperti Musyawarah Cabang Istimewa sebelumnya, acara penutup menjadi ajang pemilihan nakhoda baru PCIM untuk masa bakti 2022-2024.
Setelah pembukaan simbolis yang dipimpin langsung ketua PCIM Mesir, Opening Speech sebagai bagian dari pembukaan tersebut disampaikan oleh Bpk Haedar Nashir selaku ketua umum PP Muhammadiyah. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Bpk Bambang Suryadi turut hadir dan memberikan sambutan.
Dalam sambutannya Prof Dr Haedar Nashir, N.M. M.Si. berharapa kader PCIM-PCIA menjadi contoh kader berpikiran maju dan mampu hadir di kancah internasional. Beliau juga berharap kader PCIM mampu melahirkan kepemimpinan yang semakin dinamis.
Sementara Prof Dr Bambang Suryadi, PhD menyampaikan apresiasinya, baik sebagai nama pribadi yang juga penasihat PCIM Mesir, maupun sebagai kepala Atdikbud KBRI Kairo. Antara lain pujian beliau adalah bahwa MUSCAB ini menjadi catatan penting perjalanan sejarah PCIM.
Beliau juga menilai, dibanding organisasi yang lain, perjalanan PCIM Mesir cukup mulus.
“Insya Allah khustul khatimah.” Sambung alumni Gontor tersebut.
Terakhir, Prof Bambang berpesan bahwa yang sangat urgen di PCIM adalah kebersamaan dan itu harus dipertahankan.
Selepas beberapa acara pembuka, MUSCAB IX memasuki acaara inti. Diawali pembacaan laporan Organisasi Otonom, yaitu PCI Aisyiah Mesir, Tapak Suci Mesir serta LazisMU Mesir.
Dilanjut musyawarah yang membahas tata tertib sidang di pleno 1.
Pleno 2 dipakai untuk membahas Lembaga Pengelola Markaz Dakwah.
Di pleno 3, musyawarah yang dipimpin Azzam Al-Faruq sang penulis kece sebagai pimpinan sidang, Shafia Hafsha sebagi sekretaris sidang dan Akmal Ahadi selaku anggota, membahas DAD. DAD yang merupakan singkatan dari Dar Ahmad Dahlan merupakan rumah pengkaderan yang baru dibentuk secara resmi pada pertengaha periode kepengurusan PCIM Mesir ini.
Pleno 4 memakan waktu paling banyak, karena membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus PCIM 2020-2022.
Dilanjut pembahasan Pedoman Pelaksana Teknis di Pleno 5 dan Pemilihan ketua di sidang pleno 6.
Mengenai kendala pelaksanaan Muscab, Faisal Helmy selaku ketua panitia mengatakan bahwa satu kendala yang mempengaruhi waktu dimulainya acara adalah keterlambatan tamu undangan. Tamu undangan selain KBRI Kairo adalah para ketua afiliatif.
Di lain kesempatan, ketua PCIM Mesir 2020-2022, Umair Fahmidin mengungkapkan harapannya, baik unuk PCIM kedepannya, maupun untuk ketua terpilih selanjutnya.
“Untuk PCIM sendiri, harus ada point yang ingin dicapai beserta wasilahnya. Perlu ada rembug bersama-sama, mau kemana PCIM kedepannya.” Ujar pria yang berulang tahun tepat di hari LPJ dan Muscab ini.
“Untuk ketuanya, (semoga ) lebih baik, lebih progresif lagi, serta lebih taktis dan bisa menjawab tantangan di zamannya.”
“Massa PCIM semakin banyak, perlu ada pengelolaan dan managemen sehingga banyaknya kader di PCIM ini bisa terwadahi. Tanpa itu, jumlah bisa jadi kendala.” Tutup pria asal Kotagede tersebut.
Acara yang membutuhkan waktu sekitar 15 jam tersebut ditutup dengan pemilihan ketua baru untuk menakhodai PCIM selama 2 tahun kedepan.
Hidanul Akhwan, mahasiswa tingkat akhir Syariah Islamiyah Al-Azhar Kairo, yang pada periode 2020-2022 menjabat sebagai ketua majelis Pendidikan Kader mendapatkan suara sebanyak 61 dari total 120 suara. Menjadikan mahasiswa yang tiba di Mesir pada 2017 lalu tersebut terpilih sebagai ketua umum PCIM untuk periode selanjutnya.
“Mohon doa, dukungan dan harapan. Semoga bisa amanah dan membawa berkah. Semoga PCIM bisa menjadi wadah silaturahim, bukan saja bagi warga Muhammadiyah melainkan untuk seluruh mahasiswa Indonesia di Mesir.” Tutup pria yang juga seorang Gooners itu.
Untuk Pimpinan Aisyiyah Mesir, saudari Hilma A’yunina terpilih setelah melalui pemilihan yang lebih ketat. Melalui pesan WA, perempuan yang akrab disapa Nina itu tidak pernah berpikir bahkan merasa tidak akan terpilih sebagai ketua PCIA Mesir
“Ketika menerima pesan dari tim penjaring, saya sudah berusaha untuk menolak dengan alasan yang saya punya, dan menggantungkan harapan dengan berdoa: Ya Allah, jikalau dengan saya menerima amanah ini baik bagi diri saya dan teman-teman, maka berikanlah kekuatan untuk mengembannya. Namun jikalau tidak, berikanlah amanah ini kepada orang yang pantas mengembannya.”
Mahasiswi pasca-sarjana Universitas Al-Azhar Kairo itu menyatakan bahwa ini menjadi ujian sekaligus nikmat, ujian apakah ia dapat mengemban amanah pribadi maupun bersama. Nimat, karena Alllah SWT memberikan saya kesempatan belajar bersama teman-teman.
“Saya hanya berharap Allah SWT memberkahi dan meridhai amanah yang diberikan kepada saya.” Tutup Nina.
Kebetulan, kedua ketua terpilih berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Dan merupakan lulusan Muallimin-Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta.