REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pekerjaan serius untuk mengevakuasi sekitar 25 sampai 30 warga Turki dari sebuah masjid di Kota Mariupol, Ukraina yang terkepung sedang berlangsung. Hal ini disampaikan oleh sumber-sumber diplomatik.
"Kami semakin dekat ke masjid selangkah demi selangkah dari 185 kilometer (114 mil) menjadi 70 kilometer (43,4 mil). Konvoi kami dihentikan di beberapa tempat oleh pasukan Rusia. Di sisi lain, imam masjid tidak mengkonfirmasi bahwa masjid tersebut dibom," kata sumber tersebut kepada Daily Sabah.
Mereka juga mencatat bahwa ada juga banyak disinformasi di lapangan.
"Informasi yang sampai kepada kami adalah bom itu jatuh di dekatnya. Fakta bahwa ada aktor yang berbeda di lapangan saat ini membuat sulit untuk mendapatkan informasi yang jelas," kata sumber tersebut, dilansir dari laman Daily Sabah, Senin (14/3/2022).
"Kami akan mengevakuasi warga kami, upaya kami terus intensif. Saat ini kami memiliki sekitar 250 warga yang tersisa di berbagai wilayah di Ukraina," jelas sumber tersebut.
Secara total, 14.480 warga negara Turki telah dievakuasi sejak awal perang Rusia dan Ukraina.
Tentara Rusia dilaporkan telah mengepung kota dan menembaki pusat kota. Warga sipil yang terdampar di kota dikatakan membutuhkan barang-barang penting, termasuk air dan makanan.
Sejak Rusia melancarkan perangnya di Ukraina pada 24 Februari, lebih dari 2,5 juta orang telah melarikan diri ke negara lain, dengan sekitar 2 juta lainnya mengungsi di dalam negeri.
Setidaknya 564 warga sipil telah tewas dan 982 lainnya terluka di Ukraina, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).