Bahkan, perwakilan etnis memiliki pejabat dan perwira militer di Kesultanan Ternate dan seluruhnya telah dikukuhkan untuk bersama-sama membangun Ternate dan bisa dilihat minim terjadinya gesekan antar-etnis, karena telah merasa ada sistem yang benar dan tidak membeda-bedakan etnis dan golongan.
Apalagi, struktur Kesultanan Ternate dan anggota parlemen yang dikenal Bobato 18 dihuni oleh orang dari luar Ternate, tetapi tidak pernah ada kudeta terhadap Sultan Ternate, karena sistem yang diatur begitu bagus.
Dia menyebutkan sejak dahulu kala, warga dari luar Malut yang datang ke Ternate seperti suku asal Sulawesi, Jawa hingga warga keturunan Tionghoa mereka mampu menggunakan bahasa Ternate dan buktinya sampai saat ini tidak ada gesekan-gesekan yang bernuansa etnis.