Selasa 08 Feb 2022 04:55 WIB

Bayang-Bayang Kebangkitan ISIS, Perlawanan Kurdi, dan Matinya Qurayshi

Kematian pemimpin ISIS tak membuat matinya sel-sel tidur organisasi teror itu

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Gerakan ISIS (ilustrasi). Kematian pemimpin ISIS tak membuat matinya sel-sel tidur organisasi teror itu
Foto:

Di sisi Sungai Efrat Irak, di Anbar, keluhan-keluhan itu terjadi hampir satu dekade lebih setelah penggulingan Saddam Hussein dalam invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) di 2003.

Pesan ISIS untuk memulihkan kejayaan dan martabat yang hilang akan tetap kuat bagi sebagian orang, sama seperti ketika raksasa teroris pertama kali mendapatkan kekuatan. Akibatnya masih aktif. 

Di Provinsi Deir Azzour, koalisi anti-ISIS melakukan serangan terhadap target-target ISIS hampir setiap hari.  Lebih jauh ke barat di Rojaca, pasukan kontra terorisme Kurdi juga sibuk mencoba menyingkirkan sel-sel tidur dan menangkal serangan gerilya, jenis pemberontakan berintensitas rendah yang digunakan kelompok itu dengan sangat efektif di Irak dari 2004 hingga 2011. Kecuali, kali ini bisa melakukan serangan seperti itu di kedua sisi sungai.

Risiko eskalasi dengan sejumlah besar tahanan dan calon simpatisan di kamp-kamp penahanan tetap tinggi.

Para pemimpin Kurdi di Suriah telah memperingatkan bahaya besar dalam membiarkan ribuan anggota ISIS dan keluarga berkumpul di tanah mereka kemudian telah mendesak Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk membantu menemukan solusi.

Hantu-hantu Camp Bucca di Irak, pusat penahanan pascainvasi Amerika Serikat yang bertindak sebagai akademi bagi cikal bakal ISIS tampak besar dengan pemikiran Kurdi.

Qurayshi adalah seorang alumni begitu juga pendahulunya Abu Bakr al-Baghdadi, penggantinya yang dilantik Abu Hassan al-Muhajir dan pemimpin nomor dua  Sami Jassem yang ditangkap di Idlib tahun lalu dan diserahkan kepada pasukan Irak. 

Keempat pemimpin telah memilih Idlib sebagai tempat perlindungan. Dengan begitu banyak pengembara yang melewati dan rumah yang tidak mencolok untuk bersembunyi, banyak anggota kelompok yang paling berkomitmen kini menyebutnya rumah. 

Perannya sebagai ground zero baru, yang begitu dekat dengan Turki telah menyembunyikan alarm baru. Bahkan, yang lebih mengganggu adalah mengabaikan ancaman yang berkumpul di bayang-bayang tempat lain di Suriah.

Sumber: theguardian  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement