REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Wisudawan Program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) Provinsi Jawa Barat Yosef Luqman Nugraha menilai, kunci utama untuk bisa menghafal Alquran qadalah niat yang kuat dan terus dibina.
"Dengan metode apapun kalau niatnya kurang kuat, maka akan sulit," ujar Yosef di acara Wisuda Sadesha, Senin (31/1).
Yosef mengatakan, sudah menghafal Alquran selama delapan tahun. Kini, ia sudah berhasil menghafal 30 juz.
"Jadi sebelum saya ikut program Sadesha, saya sudah menghafal Alquran, tetapi waktu itu belum mencapai 30 juz. Setelah ikut program Sadesha, baru saya menuntaskan menghafal 30 juz," katanya.
"Minimal saya membaca dua puluh kali balikan per halaman sampai hafal. Tidak ada metode khusus. Lalu ketika sudah hafal, lanjut ke halaman berikutnya sambil mengulang kembali hafalan yang sudah lewat," imbuhnya.
Menurut Yosef, banyak tantangan dalam menghafal Alquran, di antaranya sering timbul rasa malas.
"Di situ tantangan terberatnya. Maka, saya lawan rasa malas itu dengan modal niat yang sungguh-sungguh tadi," kata mahasiswa jurusan desain tersebut.
Setelah diwisuda menjadi hafidz dalam program Sadesha, Yosef berkewajiban menularkan ilmunya di desa tempat tinggalnya dengan merekrut murid."Saya sudah punya murid sekitar tujuh belas orang, yang akan dibentuk menjadi hafiz, hafizah," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah mewisuda 2.000 penghafal Alquran dalam Program Satu Desa Satu Hafidz atau Sadesha, di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Senin (31/1).
"Saya terharu, karena di samping saya bisa meresmikan proyek-proyek infrastruktur yang sifatnya fisik, hari ini akhirnya tercapai wisuda pertama program Sadesha," katanya.