Kamis 03 Feb 2022 05:35 WIB

12 Cara Mengajak Anak Memakai Jilbab

Mengajarkan anak memakai jilbab bukanlah perkara mudah bagi sebagian keluarga.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
12 Cara Mengajak Anak Memakai Jilbab
Foto: Darmawan / Republika
12 Cara Mengajak Anak Memakai Jilbab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengajarkan Muslimah muda untuk menutup kepalanya dengan jilbab bukanlah perkara mudah bagi sebagian keluarga. Tetapi dengan menjadi contoh dan membiasakan jilbab dalam kehidupan sehari-hari bukan tidak mungkin hati Anak akan mulai mengikuti tanpa perlu paksaan.

“Saya berdoa hampir setiap hari agar Allah SWT menjaga saya dan anak-anak saya di jalan yang lurus. Saya pikir itu cara terbaik. Tak satu pun dari kita harus berpuas diri dalam ibadah kita,” ujar seorang Muslimah Laura El Alam, dilansir dari About Islam, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga

Laura percaya, kasih karunia Allah SWT adalah alasan mendasar anak perempuannya mau memakai jilbab. Namun ia juga menyadari ada beberapa cara orang tua dapat mendukung dan mendorong anak perempuan mereka untuk berhijab. Berikut ini 12 langkah bagi orang tua yang ingin memberikan dukungan terbaik kepada anak remaja putrinya untuk berhijab.

1. Doa

 

Sesering mungkin, mintalah kepada Allah untuk selalu menjaga anak-anak dan keluarga menjalani kehidupan yang benar, termasuk semua persyaratan pakaian dan perilaku Islami.

2. Perkenalkan jilbab sejak usia sangat muda dan jaga agar tetap positif

Beritahukan kepada anak-anak bahwa pakaian dan perilaku yang sopan adalah karena Allah, untuk mencintai dan menaati-Nya dan untuk mendapatkan pahala-Nya.

3. Jangan menggunakan hijab sebagai alasan agar laki-laki tidak tergoda

Banyak orang mengatakan dengan perempuan memakai hijab artinya dia tidak akan menggoda laki-laki. Padahal dalam Islam, laki-laki dan perempuan sama- sama diperintahkan untuk bersikap sopan.

Laki-laki harus menundukkan pandangan dan berpakaian dan bertindak dengan tepat. Perempuan juga diharuskan berperilaku sopan, diwajibkan untuk menutupi tubuh dan rambut mereka. Baik laki-laki maupun perempuan harus melakukan tindakan ibadah ini untuk mematuhi dan menyenangkan Allah.

Dengan pola pikir proaktif ini, perempuan mengambil kepemilikan atas ibadahnya. Dia tidak dipaksa, diancam, atau ditakuti untuk melakukannya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement